Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Suku Bunga Acuan BI Naik, Penjualan Rumah Bisa Terkoreksi

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 23 Oktober 2023 |17:08 WIB
Suku Bunga Acuan BI Naik, Penjualan Rumah Bisa Terkoreksi
Penjualan rumah diprediksi turun (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan berdampak pada penjualan rumah. Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia di angka 6% bakal memberikan dampak terhadap industri properti di tanah air.

Mengingat saat ini mayoritas masyarakat di Indonesia membeli rumah melalui skema kredit dari perbankan di tanah air. Sehingga kenaikan suku bunga acuan apabila direspons dengan kenaikan suku bunga kredit dalam hal ini KPR (Kredir Pemilikan Rumah) bakal mengoreksi target-target penjualan rumah pada tahun ini.

Namun demikian, Joko menjelaskan penurunan itu menurut tidak akan berdampak jauh pada industri properti. Menurut proyeksinya, dengan kenaikan suku bunga acuan BI yang saat ini 6% maka kemungkinan ada koreksi terhadap target penjualan paling besar 3%.

"Saya yakin industri properti tidak terlalu terpengaruh, taruhlah ada koreksi itu juga relatif kecil lah. Kemungkinan maksimal (terkoreksi) 3% lah," ujar Joko saat dihubungi MNC Portal, Senin (23/10/2023).

Joko menilai industri properti tidak terlalu berpengaruh dengan kenaikan suku bunga acuan BI. Asalkan perbankan milik negara tidak memberikan respons yang berlebih untuk turut mengerek suku bunga acuan terlalu tinggi.

"Suku bunga BI sebagai acuan itu kan in Lane terhadap kenaikan suku bunga kredit, otomatis kalau seperti itu pastinya target-target, realisasi, itu pasti kalau dari sisi pengusaha akan mencermati dahulu, dan akan membuat gimick tertentu," kata Joko.

Karena menurut Joko ketika perbankan menaikkan suku bunga kreditnya, maka baik konsumen ataupun pengembang bakal terkena dampaknya. Para pengembang bakal berpikir lebih jauh untuk melakukan ekspansi atau meluncurkan hunian baru, atau konsumen yang menunda pembelian rumah karena bunganya masih tinggi.

"Padahal properti ini menjadi salah satu faktor untuk pertumbuhan ekonomi, backbone manufaktur, ini juga adalah sektor yang merupakan padat karya, ini yang harus dihitung oleh kita semua," lanjutnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement