Mulanya, mereka berfokus membangun aplikasi Bitcoin. Namun, saat melakukan pengujian Bitcoin, biaya yang dikenakan justru lebih tinggi daripada pengiriman uang internasional. Terlebih, bisnis pertukaran Bitcoin tidak didukung oleh bank.
BACA JUGA:
Lantas, mereka menyadari bahwa banyak masyarakat yang kesulitan meminjam uang dari lembaga keuangan. Hal ini karena risiko tunggakan yang tinggi. Sehingga mereka mulai memanfaatkan teknologi untuk membantu mengubah industri layanan pinjaman di Asia Tenggara melalui Akulaku sekarang ini.
Mengutip dari laman resmi Akulaku, sejak awal berdiri, platform ini mampu menjadi platform perbankan dan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara, seperti di Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Pada tahun 2017, Akulaku meluncurkan fitur layanan pay later hingga layanan pinjaman tunai.
Sebagai informasi, saat ini OJK menetapkan pembatasan kegiatan usaha tertentu terhadap Akulaku. Lantaran tidak melaksanakan tindakan pengawasan sesuai aturan OJK, yaitu pembatasan penyaluran pembiayaan dengan skema Buy Now Pay Later (BNPL).
(Zuhirna Wulan Dilla)