JAKARTA - Situasi global dan di dalam negeri belakangan ini sedang memanas. Mulai dari perang Hamas-Israel, hingga pencalonan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di dalam negeri.
Kondisi makro ekonomi dunia dan domestik pun tengah menjadi sorotan, khususnya terkait kebijakan suku bunga acuan The Fed dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
BACA JUGA:
"Berbagai isu-isu ini membuat pasar saham menjadi sorotan bagi para pelaku pasar. Hal ini dikarenakan fluktuasi harga saham-saham bisa menjadi salah satu cerminan dari seberapa buruk atau baik situasi ekonomi, politik, keamanan, dan stabilitas," kata Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (27/10/2023).
Artinya, kenaikan dan penurunan harga saham di BEI tidak hanya dipengaruhi kinerja keuangan masing-masing perusahaan atau emiten saham, tetapi juga dipengaruhi situasi eksternal di pasar saham.
Dalam teori ekonomi, naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Dengan terus berkembangnya berbagai isu global dan domestik yang beredar , hal ini menuntut setiap investor untuk perlu memahami lebih detail faktor-faktor eksternal tersebut.