JAKARTA - PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) meraup laba sebesar Rp485,83 miliar hingga kuartal III 2023, atau naik 38,13% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp351,71 miliar.
Mengutip laporan keuangan BEI, Senin (6/11/2023), kenaikan laba bersih perseroan sejalan dengan tumbuhnya penjualan bersih sebesar 12,22% menjadi Rp5,49 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp4,89 triliun.
Secara rinci, penjualan produk perbaikan rumah mendominasi dengan menyumbang sebesar Rp2,91 triliun. Kemudian, penjualan produk gaya hidup tercatat sebesar Rp2,24 triliun, dan produk permainan mencatatkan penjualan sebesar Rp224,90 miliar. Sementara itu, penjualan konsinyasi tercatat sebesar Rp387,93 miliar, dan biaya konsinyasi sebesar Rp279,12 miliar.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan ACES tercatat sebesar Rp2,84 triliun, naik dari sebelumnya Rp2,53 triliun. Adapun, beban usaha tercatat sebesar Rp2,10 triliun, serta beban lainnya tercatat sebesar Rp10,28 miliar.
Hingga akhir September 2023, total nilai aset perseroan turun 2,47% menjadi Rp7,42 triliun, dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar Rp7,24 triliun. Liabilitas ACES tercatat sebesar Rp1,54 triliun dan ekuitas sebesar Rp5,58 triliun.
Sepanjang 2023 ini, ACES menargetkan untuk membuka 10 hingga 15 toko baru. Hal tersebut sejalan dengan tujuan ekspansi bisnis perseroan.
Pada Januari 2023 lalu, ACES baru saja meresmikan gerai pertamanya di tahun ini yang berlokasi di Tarakan, Kalimantan Utara. Pembukaan toko baru tersebut merupakan bagian dari rencana kerja tahun 2023 untuk memperluas layanan dengan menjangkau pangsa pasar baru.
Melalui kehadiran toko dengan luas 1.900 meter persegi tersebut, kini ACES memiliki 229 toko yang tersebar di 56 kota seluruh Indonesia. Adapun, pemilihan Provinsi Kalimantan Utara dan kota Tarakan sebagai area perluasan pasar didasarkan pada hasil riset manajemen, di mana wilayah pemekaran ini memiliki potensi untuk bisnis ACES ke depannya.
Lebih lanjut, kehadiran toko baru ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat dan pemerintah secara ekonomi, melalui penyerapan tenaga kerja di kota Tarakan. Adapun, sebesar 91% tenaga kerja di toko baru perseroan merupakan masyarakat lokal kota Tarakan dan sisanya merupakan masyarakat asli Kalimantan.
(Taufik Fajar)