JAKARTA - Pemerintah menetapkan program pengembangan energi terbarukan untuk mencapai target net zero emission (nze) pada 2060 atau lebih cepat.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P Hutajulu mengungkapkan salah satu yang terus dikembangkan adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan memasifkan perkembangannya pada 2030.
Dikatakannya, PLTS terapung lebih banyak dikembangkan karena biaya modalnya yang relatif lebih rendah dengan memanfaatkan bendungan atau waduk PLTA. Selain itu, dengan konsepnya yang mengapung ini maka PLTS Terapung dapat menjadi solusi di tengah keterbatasan lahan di daratan.
"Saat ini Indonesia memiliki 145 megawatt PLTS Terapung di Cirata, minggu lalu diresmikan pak presiden dan PLTS terapung terbesar di ASEAN," ujarnya dalam acara Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 yang digelar di ICE BSD, Selasa (14/11/2023).
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi juga telah mengungkapkan bahwa keberhasilan Indonesia dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung dalam skala besar mendorong Pemerintah untuk terus meningkatkan pembangunan infrastruktur serupa.