Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Masa Transisi Energi, Kilang Pertamina Internasional Jaga Pasokan BBM dan LPG

Atikah Umiyani , Jurnalis-Selasa, 14 November 2023 |18:27 WIB
Masa Transisi Energi, Kilang Pertamina Internasional Jaga Pasokan BBM dan LPG
Kilang Pertamina Internasional Jaga BBM dan LPG (Foto: Pertamina)
A
A
A

JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding refining and petrochemical Pertamina berkomitmen menjaga ketahanan energi nasional melalui ketahanan penyediaan BBM, LPG dan bahan-bahan dasar petrochemical di masa transisi energi.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, KPI tetap memerhatikan aspek sustainability terkait transisi energi dan keberlangsungan dari kilang ke depannya. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan dari kilang sebagai bagian dari PSO juga tetap dijaga affordable untuk masyarakat, dan memenuhi aspek keekonomian.

"Ini salah satu inisiatif, makanya ada ide hilirisasi kilang. Ini menjadi upaya kami untuk menjaga sustainaiblity," kata Taufik pada webinar Refining Sustainability The Path Toward Energy Transition, Jakarta, Selasa (14/11/2023).

KPI, lanjutnya juga menyiapkan strategi untuk menurunkan emisi, yakni berbasis teknologi, alam, dan berbasis trading. Green refinery akan dilanjutkan pengembangannya, seperti di Kilang Cilacap. KPI akan menambah footprint untuk program-program lingkungan.

"Carbon trading sekarang available di bursa. Ini bisa me-net off operasional dengan menambah daya serap carbon," katanya.

Taufik menambahkan, upaya KPI ke green dan emisi reduction untuk mendukung ESG rating karena proyek kilang yang tidak full equity, tapi juga mencari pembiayaan dari investor.

"Biasanya pertanyaan yang ditanyakan mereka adalah berapa rating ESG. Concern ESG maupun lingkungan sangat diperhatikan oleh investor maupun lender. Rating ESG kita 24,2,” katanya.

Pada masa transisi energi, kata Taufik, KPI juga akan memastikan pabrik yang dibangun terus memberikan manfaat sampai ujung. Ke depan, diversifikasi produk memang harus berkolaborasi dengan industri lain yang bisa mengolah hasil turunan kilang.

"Ini untuk menghasilkan produk yang bermanfaat sampai ke hilir, sehingga bisa bernilai dan memberikan benefit ke masyarakat," urainya.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, berdasarkan hasil kajian dengan memperhatikan keekonomian akses di masyarakat dan potensi yang dimiliki pada akhir 2060 sektor energi tidak bisa NZE karena masih tersisa emisi 129 juta ton emisi.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement