Josua menjelaskan tren terakhir, harga minyak mentah dunia mengalami penurunan (Brent akhir Oktober USD87,4 per barel vs akhir November USD80.86 per barel) dan nilai tukar rupiah cenderung menguat. (akhir Oktober Rp15.880 vs akhir November Rp15.505).
"Dengan demikian, biaya produksi BBM menjadi lebih rendah sehingga pelaku usaha bisa menurunkan harga BBM Non Subsidi," ungkap Josua.
BACA JUGA:
Diketahui, per 1 Desember 2023, harga Pertamax turun menjadi Rp13.350 per liter, Pertamax Green 95 turun menjadi Rp14.900 per liter. Sedangkan harga Pertamax Turbo turun menjadi Rp15.350 per liter, Dexlite menjadi Rp15.550 per liter dan Pertamina Dex menjadi Rp16.200 per liter.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga (PPN) Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting menyatakan penyesuaian harga sesuai tren fluktuasi hal wajar dan boleh dilakukan oleh seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku.
“Karena fluktuasi ini, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga jual Pertamax Series dan Dex Series. Karena trennya turun, harga jual produk BBM nonsubsidi Pertamina kembali turun berlaku Jumat 1 Desember setelah sebelumnya juga turun pada November lalu,” katanya.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PPN akan senantiasa menjaga harga BBM yang kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat hingga ke pelosok negeri, tidak hanya di kota besar.
“Ini adalah wujud penyaluran dan penyediaan BBM berdasarkan prinsip Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability dan Sustainability, bagaimana kami menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok tetap dapat dilakukan dengan maksimal,” kata Irto.
(Zuhirna Wulan Dilla)