“Untuk meningkatkan kontribusi PDB, optimalisasi ekonomi biru juga dapat membantu menurunkan angka kemiskinan di daerah pesisir yang mencapai 12,5%,” ujarnya.
Dia memaparkan, berdasarkan hasil kajian IPB, ada beberapa potensi hasil kelautan yang dapat dioptimalkan untuk menyumbang PDB dan menurunkan angka kemiskinan dalam jumlah besar.
Salah satunya adalah rumput laut, yang belum dibudidayakan di sepanjang pesisir Indonesia, padahal Indonesia memiliki potensi untuk membudidayakan rumput laut dengan kedalaman sekitar 10-11 meter dari Sabang sampau Merauke.
"Saya tanya kepada teman-teman IPB, kalau dari rumput laut saja yang kita kerjakan bagaimana? Jawabannya, Mas, gede banget," ungkap Ganjar.
Menurutnya potensi Indonesia untuk mengembangkan rumput laut dari hulu ke hilir sangat besar karena memiliki garis pantai terpanjang yang membentang sepanjang 99.083 km. Indonesia juga menduduki peringkat kedua negara dengan garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada.
"Ternyata dihitung dari garis pantai kita, area untuk menamam rumput laut jenis luasnya minta ampun. Kita bisa tanam rumput laut dihilirisasi sampai beres. Jadi kita tidak lagi menggali, tidak lagi land-based oriented, tapi archipelagic audition based oriented. Dan itulah yang kemudian mau kita dorong," tutur Ganjar.
Untuk merealisasikan itu, Ganjar mengatakan pemerintah harus mendorong program yang menggerakan masyarakat pesisir untuk memproduksi rumput laut dan penjualannya difasilitasi pemerintah.
"Ya produksi rumput laut itu ini bisa melibatkan 63.000 rumah tangga," ujar Ganjar.
Paslon Ganjar-Mahfud menawarkan pengembangan potensi daerah pesisir melalui Program Desa Presisi. Selain budidaya hasil laut, juga dimanfaatkan sebagai destinasi wisata. Warga sekitar dilatih untuk skill, begitu juga manajemen ekonomi agar dapat meningkatkan perekonomian keluarga.
Ganjar menambahkan, salah satu potensi laut yang juga perlu ditingkatkan adalah perikanan. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2022 menyebut sustainable fishing bisa meningkatkan produksi perikanan. Namun kenyataannya, kontribusi ke PDB masih rendah, karena praktek illegal fishing.
"Kita ranking 6 dari 152 negara dari sisi illegal fishing, salah satunya karena coast guard kita belum difasilitasi untuk benar-benar memiliki kemampuan dan didukung peralatan yang memadai sebagai coast guard.Kalau tidak, ya, enggak beres-beres," ungkap Ganjar.
(Taufik Fajar)