JAKARTA - Sebanyak 445.186 perusahaan mengajukan bangkrut di Amerika Serikat sepanjang tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data penyedia data kebangkrutan, Epiq AACER yang diterbitkan pada 3 Januari 2024, total pengajuan kebangkrutan, yang mencakup kebangkrutan komersial dan pribadi, meningkat menjadi 445.186 tahun lalu dari 378.390 pada tahun 2022.
Menurut data tersebut, meningkatnya jumlah tersebut akibat kenaikan suku bunga, standar pemberian pinjaman yang lebih ketat, dan terus berlanjutnya pengurangan dukungan selama era pandemi. Walaupun demikian, jumlah ini masih tetap jauh jika dibandingkan dengan sebelum wabah COVID-19.
Dalam laporan itu juga dijelaskan bahwa pengajuan restrukturisasi bisnis komersial Chapter 11, dari jumlah 3.819 tahun sebelumnya melonjak hingga mencapai 6.569 atau 72%. Kemudian untuk pengajuan konsumen dari 356.911 pada tahun 2022 naik menjadi 419.550 atau 18%.
Sedang untuk total pengajuan dari 37.860 pada November mengalami penurunan menjadi 34.447 pada Desember 2023. Namun, angka tersebut naik 16% jika dibandingkan tahun 2022.
Pada tahun 2024 diperkirakan jumlah kasus kebangkrutan akan terus meningkat. Namun, jika dibandingkan dengan sebelum pandemi melanda yaitu 2019, masih terdapat jarak yang cukup jauh untuk mencapai jumlah 757.816 kebangkrutan yang diajukan pada tahu tersebut.
"Seperti yang diantisipasi, kami melihat pengajuan baru pada tahun 2023 meningkat momentumnya dibandingkan dengan tahun 2022, dengan jumlah pihak komersial yang signifikan memimpin peningkatan yang diharapkan dan normalisasi kembali ke volume kebangkrutan sebelum pandemi," jelas Wakil Presiden Epiq AACER Michael Hunter.