JAKARTA - Pengangguran anak muda di China mengalami peningkatan sebesar 14,9% artinya sekitar 15 dari 100 anak muda tidak memiliki pekerjaan. Hal itu didominasi oleh kelompok usia 16 hingga 24 tahun.
Presiden dan Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang mengatakan dalam memo tertulisnya, situasi ini sedang mengalami kesulitan karena investasi di sektor-sektor properti berkurang. Sehingga, saat ini perekonomian lebih bergantung pada sektor manufaktur dan sektor jasa.
Transisi perubahan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan tingkat pengangguran meningkat yang sebelumnya mencapai rekor di atas 20%.
“Transisi ini akan membutuhkan waktu untuk diselesaikan. Pertanyaan adalah kapan transisi di sektor properti akan selesai," ujarnya, dilansir dari laman CNBC pada Rabu (17/1/2024).
Tidak hanya itu, pengangguran di tingkat perkotaan mencapai 5,1% pada bulan lalu. Hal tersebut disebabkan oleh PDB di China pada tiga bulan terakhir tidak mencapai target.
Menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok, ekonomi China tumbuh sebesar 5,2% persen pada kuartal keempat secara tahunan. Namun belum mencapai angka yang telah ditargetkan yaitu 5,3%.
Selain itu, perlunya meningkatkan vitalitas perekonomian, mencegah risiko, dapat menjadi salah satu upaya untuk memperluas pertumbuhan ekonomi.
"Kita harus secara efektif meningkatkan vitalitas perekonomian, mencegah dan memitigasi risiko, meningkatkan ekspektasi sosial, mengkonsolidasikan dan meningkatkan momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, dalam upaya untuk secara efektif meningkatkan kualitas dan memperluas kuantitas perekonomian nasional secara tepat," ujarnya.
Sebagai informasi, populasi Tiongkok mengalami penyusutan lebih dari 2 juta orang menjadi 1,41 miliar pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Populasinya telah menurun sebanyak 850.000 orang pada tahun 2022 dari tahun 2021.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)