Menurut dia, insentif diperlukan untuk bisa memastikan keekonomian proyek migas ke depan. Rystad Energy menilai pendekatan Indonesia terhadap insentif fiskal telah cukup efektif.
Pengenalan Simplified Gross Split PSC menjadi bukti dedikasi pemerintah untuk membuat proyek migas yang ada saat ini lebih menarik. Ia menilai bahwa memasukkan insentif dengan basis waktu akan berdampak signifikan pada realisasi proyek.
Selain itu, keleluasaan yang diberikan pemerintah kepada KKKS terkait pilihan PSC Gross Split atau kembali ke PSC Cost Recovery, cukup menarik. Selain itu, lanjutnya, kehadiran teknologi baru dalam sektor eksplorasi, produksi, dan pengolahan gas bumi di Indonesia juga dinilai sangat penting. Partisipasi perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki keahlian dalam bidang Enhanced Oil Recovery (EOR), Carbon Capture and Storage (CCS), dan teknologi di area deepwater sangat diperlukan.
Pengembangan proyek gas bumi yang sukses, sangat penting untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan memastikan pasokan stabil untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Dalam konteks ketegangan politik global saat ini, produksi gas domestik yang dimiliki Indonesia juga menjadi hal sangat penting.
“Indonesia sebaiknya tidak melewatkan peluang untuk menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar transisi dan untuk mengembangkan CCS hub,” jelas Sofwan.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi produksi gas sepanjang 2023 sebesar 960 juta barel setara minyak per hari (BOEPD), di bawah target sebesar 1.100 juta BOEPD.
Realisasi tersebut meningkat bila dibandingkan 2022 yang tercatat sebesar 953 juta BOEPD. Pemerintah mengklaim, porsi pemanfaatan gas untuk domestik tahun 2023 sebesar 68,2%, lebih besar dibandingkan porsi ekspor dengan realisasi penyaluran Gas Bumi Domestik 2023 sebesar 3.745 BBTUD.
Pemanfaatan gas domestik paling besar untuk industri sebesar 1.515,8 BBTUD (40,5%). Pemerintah memiliki prioritas untuk membangun infrastruktur gas agar tersambung antara Sumatera dan Jawa melalui dua proyek pipa transmisi yaitu Cirebon – Semarang serta Dumai Sei Mangkei dengan total panjang ruas pipa mencapai sekitar 760 km.
Setelah lama tidak digarap akhirnya pemerintah turun tangan mendanai sendiri proyek tersebut. Untuk Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 1 sudah rampung, sementara untuk Cisem tahap 2 serta Dumai-Sei Mangkei akan dikerjakan tahun ini.
(Dani Jumadil Akhir)