JAKARTA- PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengimpor tiga trainset KRL dari perusahaan China, CRRC Sifang Co., Ltd senilai Rp783 miliar. Adapun CRRC Sifang Co.,Ltd juga merupakan perusahaan yang memasok rangkaian kereta (trainset) Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Dengan demikian berarti telah ada kerja sama di dua jenis perkeretapian yang diproduksi oleh CRRC Sifang. Kondisi ini pun menimbulkan dugaan di publik bahwa adanya kaitan antara KCIC dengan KAI Commuter dalam pengadaan kereta.
Terkait hal itu, GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan bahwa meski ada kesamaan produsen, namun proses pengadaannya tetap dilakukan secara profesional. Ia bilang, tidak ada keterlibatan KCIC terhadap putusan impor KRL baru KAI Commuter.
"Semuanya sesuai prosedur, kami juga tidak punya kapasitas di sana (pengadaan KAI Commuter). Apa yang dilakukan setiap operator saat pemesanan baik, dari negara abcd pasti punya pertimbangannya," jelasnya ketika ditemui di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
Eva menuturkan, KCIC melakukan pengadaan dari CRRC Sifang sesuai spesifikasi kereta yang dibutuhkan. Sementara katanya, rangkaian kereta Whoosh menggunakan seri CR-400-AF atau seri terbaru dari kereta cepat yang dioperasikan di China.
"Ini (kereta seri CR-400-AF) memang memiliki teknologi paling modern. Nah, terkait pemesanan yang dilakukan lainnya, karena beda manajemen, jadi di luar kapasitas kami," terang Eva.
Eva pun memastikan bahwa setiap pengadaan sarana perkeretaapian yang dilakukan oleh suatu operator, tentu mempertimbangkan sejumlah hal yang memang bisa memenuhi kebutuhan operator tersebut. Maka tidak ada kaitan dengan pihak operator lainnya.
Dalam proses pengadaannya pun, kata dia, pasti melalui prosedur dengan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), sebab memang diawasi oleh pemerintah.
"Prosedur yang dilalui tentu ada GCG karena setiap prosedur impor semua kementerian pasti mengawasi, dan kita harus lakukan sesuai prosedur dan ketentuan yang ditetapkan. Jadi tidak ada kaitannya (KCIC dengan KAI Commuter), karena kita beda manajemen," pungkasnya.
Sebelumnya, KAI Commuter juga telah buka suara mengenai alasan memesan tiga rangkaian KRL baru senilai Rp 783 miliar dari perusahaan China, CRRC Sifang tersebut. Keputusan ini sekaligus menandai ditolaknya tawaran pengadaan KRL dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Sebagaimana telah ramai diberitakan bahwa proposal awal pengadaan KRL yang diterima oleh KCI adalah dari produsen KRL asal Jepang yakni J-TREC.
Namun keputusan akhir untuk impor dari China menimbulkan dugaan bahwa adanya ancaman dari China Development Bank (CDB) yang akan menahan pemberian utang proyek Kereta Cepat Whoosh jika Indonesia pilih Jepang.
Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyebut, keputusan pengadaan impor rangkaian KRL baru dari CRRC Sifang telah mempertimbangkan sejumlah hal, dan tidak ada kaitannya dengan Kereta Cepat Whoosh.