Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Pekan Depan Dibayangi Rilis Inflasi AS

Dinar Fitra Maghiszha , Jurnalis-Minggu, 11 Februari 2024 |08:18 WIB
Wall Street Pekan Depan Dibayangi Rilis Inflasi AS
Wall Street Pekan Depan (Foto: Reuters)
A
A
A

“Sejumlah saham sudah mengalami reli yang cukup besar di sejumlah level market yang sejatinya telah oversold,” kata Ed Clissold, kepala strategi AS di Ned Davis Research, dilansir Reuters, Minggu (11/2/2024).

Departemen Tenaga Kerja AS akan mengumumkan inflasi periode Januari 2024 pada Selasa (13/2). Pada periode sebelumnya, inflasi AS mencapai 3,3% year-on-year (yoy), dengan inflasi inti (core) yang tidak mencakup komponen pangan dan energi sebesar 3,9%.

Pada Jumat lalu (9/12/2024), terdapat pembaruan penyesuaian atas data CPI, dari data yang diumumkan Desember lalu. Tercatat tingkat inflasi AS masih berada di level 3,3%,

Revisi Biro Statistik Tenaga Kerja hanya memengaruhi data indeks harga konsumen yang disesuaikan secara musiman, yang berarti tingkat inflasi inti selama 12 bulan terakhir tetap tak berubah sebesar 3,9%.

Secara teknikal, tren penguatan S&P 500 telah memasuki area jenuh beli alias overbought, sehingga dikhawatirkan dapat membangkitkan tekanan jual untuk kebutuhan likuiditas investor.

Dow Jones Market Data mencatat bahwa lima perusahaan big caps konstituen S&P 500 menyumbang penguatan cukup besar. Melansir Market Watch, kekhawatiran investor semakin besar terhadap keberlanjutan reli bursa saham saat ini.

Dari sisi makro pasar masih masih meraba dampak yang lebih luas atas pernyataan petinggi The Fed. Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell pada akhir Januari lalu menyangkal harapan pasar bahwa pemangkasan suku bunga dapat segera diambil pada pertemuan Maret mendatang. Powell menegaskan pihaknya membutuhkan lebih banyak data dan bukti bahwa inflasi akan kembali ke target 2 persen.

Melalui sejumlah indikator, pada Jumat malam, pasar memperkirakan penurunan suku bunga kumulatif sekitar 110 basis poin hingga tutup tahun 2024. Angka ini turun dari proyeksi penurunan 160 basis poin pada akhir 2023.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement