4. Penyebab Resesi Jepang dan Inggris
Resesi di Jepang disebabkan oleh melemahnya mata uang Jepang terhadap dolar. Wakil kepala IMF Gita Gopinath mengatakan, peringkat Jepang berpotensi tergelincir karena yen yang turun sekitar 9% terhadap dolar AS pada tahun lalu.
Sedangkan di Inggris, perkiraan keuangan publik telah memburuk dalam beberapa minggu terakhir karena biaya bunga pinjaman pemerintah Inggris meningkat. Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menunjukkan bahwa selama tiga bulan terakhir, terjadi perlambatan di semua sektor utama yang diukur untuk menentukan kesehatan perekonomian, termasuk konstruksi dan manufaktur.
Hal tersebut lebih buruk dari penurunan 0,1% yang diperkirakan secara luas oleh pasar keuangan dan ekonom.
5. Ekonomi Jerman juga Terancam
Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK) memperkirakan penurunan output ekonomi Jerman sebesar 0,5% untuk tahun 2024. Hal ini mengindikasikan ekonomi Jerman terancam jatuh semakin dalam ke jurang resesi.
Tahun lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman turun 0,3%. Sejak krisis struktural di awal tahun 2000-an, ini menjadi kali kedua dalam sejarah pascaperang output ekonomi Jerman turun dalam dua tahun berturut-turut.
"Ini menjadi sinyal peringatan yang jelas bahwa Jerman dan Eropa harus segera menanggapi secara serius permasalahan ini. Masalah-masalah struktural terus membebani perekonomian," kata Direktur Pelaksana DIHK Martin Wansleben.
(Feby Novalius)