Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Jepang hingga Inggris Resesi

Pika Piqhaniah , Jurnalis-Senin, 19 Februari 2024 |06:30 WIB
5 Fakta Jepang hingga Inggris Resesi
Fakta Ekonomi Jepang hingga Inggris Anjlok. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Jepang, Inggris hingga Jerman dikabarkan mengalami resesi di awal tahun ini. Kedua negara tersebut merupakan negara yang sebelumnya dikenal sebagai negara dengan ekonomi yang besar.

Berdasarkan rangkuman Okezone, Senin (19/2/2024), berikut 4 fakta Jepang hingga Inggris yang mengalami resesi.

1. Jepang Keluar dari 3 Urutan Ekonomi Terkuat

Kontraksi ekonomi Jepang selama dua kuartal berturut-turut membuat negara tersebut keluar dari urutan tertinggi negara dengan ekonomi terkuat. Namun, resesi yang terjadi tersebut saat ini masih dianggap sebagai resesi teknis.

Pada bulan Oktober, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa Jerman kemungkinan akan menyalip Jepang sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia. IMF hanya akan mengumumkan perubahan peringkatnya setelah kedua negara mempublikasikan versi final angka pertumbuhan ekonomi mereka di tahun 1980.

2. Pertumbuhan Ekonomi Terlemah Inggris

Angka pertumbuhan ekonomi Inggris secara tahunan tersebut merupakan yang terlemah sejak tahun 2009 ketika Inggris dan negara-negara besar sedang terguncang akibat krisis keuangan global. Namun, hal tersebut masih membuat masyarakat Inggris menyerahkan masalah itu kepada pemerintah.

"Tidak masalah apakah ini resesi teknis atau tidak. Tidak ada kejutan di sini dan saya tidak senang mengatakan bahwa tidak ada kejutan bahwa kita berada di dalamnya. Kita mempunyai ekonomi dengan pertumbuhan rendah atau tidak ada pertumbuhan ekonomi," kata Chairman of Asda, Lord Rose.

3. Produk Domestik Bruto Jepang dan Inggris

Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris kontraksi 0,3% pada kuartal IV-2023. Sementara, kuartal III-2023 ekonomi Inggris juga turun 0,1%.

Pemerintah Inggris menggunakan pertumbuhan dan penurunan PDB sebagai tolak ukur kinerja pemerintahan. Hal tersebut akan menjadi bukti bahwa pemerintah Inggris telah mengelola perekonomian dengan baik atau tidak.

Jika PDB Inggris terus meningkat, masyarakat akan membayar pajak lebih banyak karena mereka memperoleh penghasilan dan membelanjakan uang tersebut lebih banyak. Hal ini berarti lebih banyak dana yang dapat dibelanjakan pemerintah untuk layanan publik, seperti sekolah, polisi, dan rumah sakit.

Kemudian, pertumbuhan ekonomi Jepang kontraksi 0,4% pada kuartal IV-2023. Lebih buruk dari perkiraan, sebab ekonomi Jepang sebelumnya menyusut 3,3%.

Data PDB Jepang terbaru menyatakan bahwa bank sentral mungkin akan menunda keputusan untuk menaikkan biaya pinjaman akibat resesi.

Bank of Japan memperkenalkan suku bunga negatif pada tahun 2016 sebagai upaya untuk meningkatkan belanja dan investasi. Suku bunga negatif membuat yen kurang menarik bagi investor global, sehingga menurunkan nilai mata uang tersebut.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement