Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

China Cairkan Rp7 Triliun untuk Tambal Biaya Kereta Cepat Whoosh, Begini Kata Wamen BUMN

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Senin, 19 Februari 2024 |19:18 WIB
China Cairkan Rp7 Triliun untuk Tambal Biaya Kereta Cepat Whoosh, Begini Kata Wamen BUMN
Wamen BUMN Soal Biaya CDB untuk Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah mendapat kucuran anggaran dari China Development Bank (CDB) sebesar USD448 juta atau sekitar Rp7 triliun (kurs Rp15.626/USD). Utang ini digunakan untuk menambal cost overrun atau pembengkakan biaya Kereta Cepat Whoosh.

Adapun nilai cost overrun Kereta Cepat Whoosh yang disepakati PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co. Ltd, senilai USD1,2 miliar atau Rp18,2 triliun.

Lantas, pinjaman China Development Bank mampu menambal pembengkakan biaya kereta cepat?

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, pinjaman CDB kepada KAI di injeksi atau dikucurkan ke PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dalam bentuk pinjaman pemegang saham.

Sehingga, dana segar itu nantinya dialokasikan untuk menutupi sebagian dari nilai cost overrun. Berdasarkan kesepakatan Indonesia dan China, pembengkakan anggaran kereta cepat 75% ditutupi dengan pinjaman.

Sementara, 25 persen berasal dari anggaran konsorsium Indonesia, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Artinya, dari angka 25 persen itu menggunakan Penyertaan Modal Negara (PMN) KAI sebesar Rp3 triliun dan ekuitas Beijing Yawan HSR Co. Ltd.

“Jadi cost overrun sudah tentu, jadi sementara dari, ini kan sebenarnya pinjaman dari CDB ini untuk ke KAI untuk injeksi nantinya dalam bentuk pinjaman pemegang saham kepada PT KCIC-nya. Jadi kemarin uda cair, kita lagi proses menurunkan, itu cukup,” ujar Tiko saat ditemui di Ancol, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement