Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Pangan Melonjak, Warga: Terpaksa Kurangi Makanan dan Lauk Pauk

Avirista Midaada , Jurnalis-Selasa, 20 Februari 2024 |11:32 WIB
Harga Pangan Melonjak, Warga: Terpaksa Kurangi Makanan dan Lauk Pauk
Warga Rebutan Sembako (Foto: MPI)
A
A
A

MALANG - Mahalnya harga kebutuhan pangan membuat warga rela mengurangi porsi makan keluarganya. Tak hanya mengurangi porsi memasak nasi saja, porsi memasak lauk pauknya pun terpaksa dikurangi demi menghemat pengeluaran.

Yusunarya, ibu rumah tangga warga Kelurahan Sumbersari di Kota Malang, menyatakan melonjaknya beberapa harga pangan beberapa bulan terakhir membuatnya terpaksa mengurangi porsi makanan keluarganya. Ia mencontohkan kebutuhan beras untuk memasak nasi terpaksa dikurangi.

"Jadi mau nggak mau ya dikurangi, masak nasi itu berasnya dikurangi, tadinya misalnya habis satu kilo, sekarang dikurangi," ucap Yusunarya, ditemui seusai pemberian pasar murah dalam pengendalian inflasi di Kota Malang, pada Selasa pagi (20/2/2024).

Perempuan ibu rumah tangga ini menuturkan, naiknya harga kebutuhan pangan juga membuatnya mengurangi porsi lauk pauk. Dimana biasanya lauk pauknya beli ikan, karena mahalnya harga kebutuhan pangan lainnya, terpaksa tidak dibeli.

"(Nyisiati mahalnya harga) ya kalau itu dikurangi, apalagi kayak bumbu-bumbu itu, kayak ikan-ikan dikurangi semua, biasanya beli ikan kayak ikan laut, daging, ayam itu, kalau beli ayam nggak mungkin setiap hari, diganti telur, tempe tahu," jelasnya.

Siasat mengurangi porsi makanan menjadi pilihannya yang sudah berjalan beberapa bulan terakhir ini. Tapi pengurangan porsi itu ternyata juga tak membuat pengeluarannya untuk belanja kebutuhan pokok menurun.

"Uang belanja tambah besar, padahal ini sudah dikurangi. Apa-apa naik, beras naik, gula, bawang merah, bawah putih, itu juga naik, gula naik kemarin jadi 17.500, kalau bagi ibu-ibu yang mampu ya berpengaruh, la kita ini pas-pasan pendapatanya, makanya sangat-sangat mengurangi," bebernya.

Hal serupa juga dialami Yanti, warga Kelurahan Merjosari Malang ini terpaksa tak mampu memenuhi kebutuhan gizi anaknya yang masih kecil. Ia mengaku kini hanya memakan lauk pauk tempe, tahu, dan telur, imbas kenaikan harga-harga bahan pangan.

"Mau beli ikan, ayam, itu saja nggak kebeli, sayur saja kita kurangi, makannya kita kurangi," ujar Yanti, yang memiliki anak berusia 3 tahun ini.

Maka itu ada informasi adanya pasar murah menjual beras lima kilogram, gula, bawang putih, bawang merah, masing-masing satu kilogram, serta minyak goreng satu liter yang hanya dihargai Rp 100 ribu, Yanti rela antri sejak Selasa pagi jam 07.00 WIB.

"Kan di sini murah daripada di pasar, ya kita milih di sinilah. Lumayan bisa mengurangi pengeluaran rumah tangga," tandasnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement