Seperti diketahui, Ringgit telah terdepresiasi sekitar 4% tahun ini dan mendekati level terendah sejak krisis keuangan Asia tahun 1998 pada hari Selasa.
Meskipun nilai Ringgit mengalami penurunan, Rafizi tidak terlalu mengkhawatirkan kinerja ringgit, dan menyatakan bahwa hal tersebut tidak menghalangi minat investor asing atau menghambat aspirasi pemerintah.
“Sejauh menyangkut Kementerian Perekonomian, kami tidak melihat fluktuasi ringgit mulai berdampak negatif pada restrukturisasi jangka panjang kami,” kata Rafizi.
(Feby Novalius)