Ketegangan tersebut pun menuai dampak pada perekonomian domestik Indonesia yang memunculkan supply shock akan perubahaan arah logistik yang berdampak pada industri manufaktur.
“Indonesia sebagai negara importir minyak bumi dan beberapa barang input, dimana ketergantungan importir input masih tinggi untuk industri manufaktur sehingga berdampak pada struktur biaya dari industri Indonesia sendiri,” sambung Eisha.
Dampak harga minyak dan juga biaya logistik yang mengalami kenaikan tentu mempengaruhi defisit fiskal sebesar 2%-3%. Indonesia diharapkan dapat menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara lebih efektif. Diharapkan anggaran diarahkan pada belanja produktif yang dapat generate income berdampak panjang.
“Eskalasi pada sektor Industri memberikan dampak pada biaya produksi yang tinggi dan kelangkaan input, sehingga dibutuhkan kebijakan industri yang tepat demi mendorong produktivitas industri nasional maupun industri kecil-menengah,” papar Eisha.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)