Diakui memang perseroan masih menjalangkan sejumlah impor bahan baku. Vivek menyebut hal ini dapat di-cover dengan profitabilitas dari kegiatan ekspor, sehingga impas atas selisih yang dikeluarkan.
“Jadi apapun yang kami beli dalam USD, tetap bisa kami cover melalui kegiatan ekspor kami,” tegasnya.
Hingga akhir Maret 2024, UNVR mencatatkan penjualan Rp10,07 triliun, melandai tipis dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp10,60 triliun. Pasar domestik berkontribusi sebesar Rp9,7 triliun, sementara ekspor mencapai Rp286,45 miliar.
Tiga kegiatan ekspor terbesar datang dari Unilever Asia Private Limited, Unilever Philipines Inc, dan Unilever Thai Trading II Limited, masing-masing di atas Rp35,80 miliar.
(Feby Novalius)