Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Mantan Pecandu Judi Online, Dikasih Menang tapi Langsung Melarat

Jihaan Haniifah Yarra , Jurnalis-Senin, 17 Juni 2024 |19:04 WIB
Kisah Mantan Pecandu Judi Online, Dikasih Menang tapi Langsung Melarat
Pelaku Judi Online (Foto: Okezone)
A
A
A

Situs serupa punya pemerintah daerah seperti https://pafimerauke jika diklik maka langsung terpampang informasi soal agen judi online bernama TEXAS88.

Tak cuma itu saja situs judi CAKRA777 atau KETUA77 juga masih dengan gampang terdeteksi di Google.

Belum lagi di Facebook, bertebaran akun-akun jasa dan jual beli pembuatan situs judi online yang bisa dimiliki oleh orang pribadi.

Salah satunya bernama Jasawebsiteku Trusted yang terang-terangan memasang daftar harga untuk membuat situs judi online, slot, togel, dan lain-lain.

Harga yang dipasang dimulai dari Rp4,8 juta hingga Rp8,3 juta tergantung pada display engine atau tampilan yang diinginkan.

Kalau belum mampu bikin situs judi online, maka ada yang menawarkan sewa website dengan rentang harga Rp650.000 perminggu atau Rp2 juta perbulan.

Usman Kansong mengatakan pihaknya sudah sering meminta platform media sosial atau layanan internet untuk melakukan swasensor terhadap konten-konten judi online seperti yang diperintahkan dalam UU ITE.

Tapi, hal tersebut tak juga dilakukan.

Mereka, klaimnya, baru akan menghapus konten atau akun tertentu jika ada permintaan langsung dari Kemenkoinfo.

"Jadi mereka menunggu sifatnya, kalau enggak ada permintaan [men-take down] diam aja. Tapi kali ini tidak akan begitu, kami minta mereka juga bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat Indonesia dari judi online," jelasnya.

"Platform harus patuhi UU bahwa judi di Indonesia dilarang dalam bentuk apapun."

Apa langkah penindakan satgas?

Pusat Pelaporan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut telah memblokir sebanyak 5.000 rekening perorangan maupun kelompok yang terkait dengan judi daring.

Dari ribuan rekening tersebut, kata Usman Kansong, hasil penelusuran tim menunjukkan aliran dana itu berujung pada bandar besar yang berada di luar negeri seperti Kamboja.

Sedangkan bandar-bandar judi online yang ditangkap Polri selama ini hanyalah perantara atau bandar kecil.

"Kalau di Indonesia sifatnya admin atau bandar kecil, polisi sudah beberapa kali menangkap mereka misalnya di ruko di Jakarta Barat. Kalau yang besar belum ditangkap, termasuk server induknya di sana [luar negeri]. Makanya masih bisa muncul-muncul lagi [situs judi online]," imbuhnya.

Di penindakan, lanjut Usman, nantinya satgas bakal menyasar para bandar kakap ini dengan menggandeng Interpol dan Kementerian Luar Negeri.

Diharapkan dengan bantuan Kemenlu, pihak berwajib kedua negara bisa membantu menangkap para bandar judi online khusus di Indonesia. Lebih dari itu dia berharap para pelaku bisa diekstradisi ke Indonesia.

"Kami akan kerja sama dengan Interpol, kepolisian setempat yang akan menangkap atau membantulah. Nanti kami lihat apakah bisa dalam kasus judi ada sistem ekstradisi atau tidak..."

"Biasanya kebijakan ekstradisi kan untuk kejahatan khusus seperti narkoba, korupsi, yang penting ditindak saja dulu."

"Mau dihukum di sana, atau seperti apa nanti dibicarakan dengan negara yang bersangkutan."

Adapun mengenai dugaan keterlibatan pejabat hukum dalam melindungi para bandar judi online, Usman tak membantahnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement