Pasar memperkirakan peluang sekitar 50 persen penurunan suku bunga pertama pada bulan Agustus dan hampir setengah poin persentase pelonggaran moneter pada tahun 2024. BoE bertemu pada hari Kamis untuk membahas kebijakan suku bunga, namun diperkirakan tidak akan melakukan perubahan apa pun.
Kemudian, risalah pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) bulan April pada hari Rabu menunjukkan para pengambil kebijakan memperdebatkan dampak melemahnya yen terhadap harga, meskipun rilis tersebut tidak banyak menggerakkan pasar karena investor menantikan pertemuan BOJ berikutnya pada bulan Juli.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan pada hari Selasa bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga bulan depan tergantung pada data ekonomi yang tersedia pada saat itu.
Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali mencetak surplus USD2,93 miliar, atau naik USD0,21 miliar secara bulanan.
Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan RI mencapai USD13,06 miliar, tercatat surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus pada Mei 2024 ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan bulan yg sama tahun lalu.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.320 - Rp16.390.
(Taufik Fajar)