Dampak serius perubahan iklim terhadap ketahanan pangan memang semakin terasa. Dalam periode Januari hingga April 2024, Indonesia telah mengalami penurunan produksi tanaman pangan, misalnya beras sebesar 17,74% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Data Bulog mencatat sepanjang tahun 2024 ini produksi beras nasional hanya menyentuh angka 18,55 juta ton. Padahal di paruh pertama tahun 2023 lalu, produktivitas beras nasional mampu mencapai angka yang jauh lebih besar, yakni hingga 22,55 juta ton.
Menurut Bayu Krisnamurthi selaku Direktur Utama Bulog, tetap menggunakan cara konvensional dalam produksi beras justru akan menurunkan harga dan menaikan harga pangan. Untuk itu, diperlukan intervensi teknologi untuk menjaga ketahanan pangan.
"Kita sadari jumlah penduduk akan terus bertambah Indonesia. Pertumbuhannya 50 juta jiwa dalam waktu 20-50 tahun kedepan. Kami memproyeksikan di tahun 2050 jumlah produksi beras akan turun hingga 20% dan harga akan naik 20%," ujar Bayu.
"Namun dengan menggunakan teknologi, cukup memberikan prospek yang baik, produktivitas beras menjadi lebih tinggi," jelasnya.
(Taufik Fajar)