Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Populasi Hilang Setengah, Ekonomi Rusia di Ambang Bencana Demografi

Muhammad Rizky , Jurnalis-Senin, 12 Agustus 2024 |15:39 WIB
Populasi Hilang Setengah, Ekonomi Rusia di Ambang Bencana Demografi
Ekonomi Rusia di ambang krisis demografi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA Rusia sedang menghadapi masa depan yang suram dengan populasi yang semakin berkurang. Kebijakan Presiden Vladimir Putin, termasuk perang di Ukraina, telah memastikan bahwa untuk generasi mendatang, Rusia akan mengalami penurunan jumlah penduduk yang signifikan.

Selain menjadi lebih kecil, populasi Rusia juga diprediksi akan menjadi lebih tua, lebih rentan, dan kurang berpendidikan. Dampak dari perang ini tidak hanya akan membuat Rusia lebih etnis beragam dan lebih religius, tetapi juga memperparah krisis demografi yang sudah lama mengintai negeri ini.

Putin telah lama menyadari masalah demografi Rusia, membicarakannya sejak awal masa kepresidenannya. Meskipun telah menghabiskan triliunan rubel untuk proyek-proyek nasional guna mengatasi masalah ini, penurunan populasi tetap berlanjut. Perang di Ukraina memperburuk situasi, mempercepat penurunan populasi yang sudah diprediksi akan terus terjadi sepanjang abad ke-21.

Proyeksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa populasi Rusia pada tahun 2100 akan berada di kisaran 74 hingga 112 juta jiwa, jauh berkurang dibandingkan dengan 146 juta jiwa saat ini. Penurunan ini lebih tajam daripada proyeksi penurunan populasi global yang diperkirakan sekitar 20%, dengan Rusia diperkirakan akan mengalami penurunan hingga 50%.

Selain masalah penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, Rusia juga menghadapi tingkat kematian orang dewasa yang tinggi dan infertilitas pada pria dan wanita. Ditambah dengan migrasi yang semakin terbatas dan hilangnya banyak tenaga kerja terampil, tantangan demografis Rusia menjadi semakin kompleks. Perang di Ukraina hanya memperburuk kondisi ini dengan menghancurkan semua potensi sumber pertumbuhan populasi, demikian dikutip Atlanticcouncil, Senin (12/8/2024).

Dengan semakin menyusutnya populasi dan perubahan komposisi etnis, masa depan Rusia mungkin akan menjadi "Rusia tanpa orang Rusia," di mana etnis Rusia hanya menjadi sebagian kecil dari populasi. Meskipun keragaman sering dianggap sebagai kekuatan, banyak warga Rusia yang melihatnya sebagai ancaman, terutama di tengah retorika politik xenofobia yang semakin menguat. Di tengah tantangan global seperti perang, kemiskinan, dan perubahan iklim, Rusia menghadapi masa depan yang tidak pasti dan penuh tantangan.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement