Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tekan Angka Pengangguran di Jakarta, Caranya?

Suchika Julian Putri , Jurnalis-Minggu, 25 Agustus 2024 |19:39 WIB
Tekan Angka Pengangguran di Jakarta, Caranya?
Pengangguran di Indonesia (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat persentase tingkat pengangguran di DKI Jakarta sebesar 6,03%, menempati posisi keempat secara nasional.

Beberapa faktor yang memengaruhi tingginya angka pengangguran tersebut seperti laju pertumbuhan penduduk, ketidaksesuaian antara pendidikan dan keterampilan yang dimiliki dengan kebutuhan pasar kerja, serta terbatasnya jumlah lapangan kerja.

Pemerintah hingga pihak swasta berkolaborasi untuk menurunkan angka pengangguran di Jakarta, salah satunya melalui pelatihan dengan beragam sesi pengembangan diri dan keterampilan yang relevan serta dapat diterapkan oleh generasi muda di dunia kerja mereka.

"Ini menjadi bagian dari komitmen untuk membantu generasi muda menghadapi tantangan tersebut, dengan mengembangkan potensi diri dan membantu mereka mencapai kemapanan finansial. Tidak hanya memberikan pembekalan dan pelatihan, Color You Up juga menjadi sarana untuk membangun karier, terutama di industri bancassurance Indonesia," kata Chief Distribution Officer & Sharia Director Sun Life Indonesia Danning Wikanti dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (25/8/2024).

Pelatihan memadai untuk generasi muda di Jakarta. Pihaknya menyediakan kesempatan untuk mereka bisa bergabung sebagai insurance advisor.

"Jalur distribusi bancassurance kini semakin mengalami pertumbuhan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan tingginya preferensi nasabah dan kepercayaan yang meningkat untuk membeli produk asuransi," katanya.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziah mengungkapkan angka tingkat pengangguran terbuka di Indonesia per Februari 2024 turun menjadi 4,82%. Bahkan, angka tersebut diklaim terendah pasca reformasi.

Ida mengatakan bahwa perbaikan kondisi ketenagakerjaan ini terutama pasca pandemi Covid-19 yang memukul kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Bahkan, saat itu tingkat pengangguran terbuka mencapai 7,07% pada tahun 2020.

“Seiring dengan upaya penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi yang kolaboratif disertai dengan penciptaan lapangan kerja akibat tumbuhnya investasi, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2024 dapat kita tekan menjadi 4,82%. Ini merupakan tingkat pengangguran terendah setidaknya pasca reformasi,” ujar Ida pada acara Festival Ketenagakerjaan (Naker Fest) Tahun 2024, di Jakarta International Expo Kemayoran, Jumat (23/8/2024).

Ida juga mengatakan bahwa tantangan ketenagakerjaan saat ini adalah separuh dari angkatan kerja dan penduduk bekerja adalah masih berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bahkan, tingkat pengangguran bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Perguruan Tinggi juga masih tinggi.

“Kita masih punya tantangan saat ini separuh dari angkatan kerja dan penduduk bekerja masih berpendidikan SMP ke bawah. Tingkat pengangguran lulusan SMA dan SMK, dan perguruan tinggi juga relatif cukup tinggi,” kata Ida.

“Kondisi ini menyiratkan persoalan adanya mismatch antara supply dan demand pasar kerja serta masih menjadi pekerjaan rumah tangga yang harus kita selesaikan,” pungkasnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement