Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

PMI Manufaktur Indonesia Anjlok tapi Pertumbuhan Ekonomi Stabil, Pengusaha: Ini Anomali

Tangguh Yudha , Jurnalis-Selasa, 03 September 2024 |14:45 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Anjlok tapi Pertumbuhan Ekonomi Stabil, Pengusaha: Ini Anomali
PMI manufaktur RI jeblok pada Agustus 2024 (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - S&P Global mencatat data Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia untuk Agustus 2024 merosot ke angka 48,9. PMI Manufaktur atau turun 0,4 poin dari Juli 2024 yang sebesar 49,3.

Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terpantau relatif stabil di angka 5,1. Menurut Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardhana, ini menjadi sebuah anomali yang perlu mendapat perhatian khusus.

"Pertumbuhan sektor manufaktur kita berkurang cukup drastis dalam 10 tahun terakhir di era kepemimpinan saat ini. Kenapa itu bisa terjadi sementara pertumbuhan ekonomi relatif stagnan padahal manufaktur kita menurun. Itu menjadi anomali," katanya Selasa (3/9/2024).

Danang menduga relatif stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lain dan tidak bukan karena ditopang oleh produk-produk impor yang membanjiri pasar Tanah Air. Ia pun meminta agar Pemerintah bisa membaca situasi tersebut sehingga manufaktur dalam negeri tidak mati.

"Sektor pergudangan tumbuh baik, sektor logistik tumbuh baik, tetapi PMI turun. Kami kira mereka tidak menjual produk dalam negeri tapi dari negara lain yang diimpor ke Indonesia. Ini anomali yang sangat berbahaya, ini menjadi sinyal yang berbahaya, pemerintah harus tahu ini," tegasnya.

Lebih kanjut Danang mengatakan bahwa saat ini sudah banyak pengusaha yang melakukan strategi banting harga untuk bisa tetap bertahan, terlebih di tengah kondisi banyak kelas menengah yang kesulitan ekonomi. Menurutnya ini menjadi sebuah alarm bahaya.

"Ini berbahaya karena kalau perusahaan sampai menurunkan harga itu enggak bagus juga. Ini ada upaya mengosongkan gudang gudang. Rentetan berikutnya negara juga memiliki penerimaan yang menurun. Ini salah satu mata rantai yang harus kita pikirkan bahwa situasi ini jangan dianggap remeh," tandasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement