JAKARTA - Seorang sopir taksi bernama Rusdi (50 Tahun), mengkritik kepada pengguna kendaraan mewah yang masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Kritikan pria paruh baya itu beralasan, lantaran bahan bakar jenis Pertalite dan Solar hanya diperuntukkan bagi kelompok masyarakat rentan dan bukan mereka yang mapan secara ekonomi alias orang kaya.
“Saran saya ya, mudah-mudahan pada sadar gitu (pengguna mobil mewah), seharusnya yang gak bisa isi Pertalite sadar, harus ngisi ini kan, karena subsidi ini kan untuk mobil CC-nya kecil, mudah-mudahan lebih lancar,” ujar Rusdi saat ditemui MNC Portal di SPBU, Gandaria 2, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2024).
Rusdi menilai, sejumlah mobil mewah masih mengantri untuk mendapatkan bahan bakar subsidi di SPBU milik PT Pertamina (Persero). Selain mengambil BBM yang bukan menjadi haknya, keberadaan pengguna mobil mewah membuat antrian menjadi lebih panjang.
“Jadi, gak macet lah, gak kayak biasanya mobil mewah yang CC-nya gede kan masuk, jadi, aduh sangat ngantri banget,” paparnya.
Pemerintah mencatat, hingga 2022 lalu 95 persen atau lebih dari 15 juta kiloliter (KL) solar subsidi dinikmati oleh 60 persen masyarakat berpenghasilan teratas. Sedangkan Pertalite, 80 persen atau lebih dari 19 juta KL digunakan oleh 60 persen kelompok berpenghasilan atas.
Penyaluran BBM yang tidak tepat sasaran inipun mengetuk hati pemerintah. Saat ini otoritas merancang regulasi baru terkait dengan pembatasan BBM bersubsidi.
Adapun, kebijakan BBM subsidi tepat sasaran bisa menghemat anggaran negara sebesar Rp45 triliun. Hal ini dikonfirmasi langsung Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan.
Seperti diketahui, Pertamina menunda memberlakukan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi di SPBU. Sebelumnya, rencananya pengetatan pembelian bahan bakar diterapkan di wilayah 1, yakni Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) pada Selasa hari ini.
Dengan batalnya pembatasan pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar, maka petugas SPBU masih melayani konsumen yang belum menggunakan QR Code dari Pertamina.
(Taufik Fajar)