JAKARTA - Kontribusi ekonomi digital Indonesia diprediksi tembus USD210 miliar hingga USD306 miliar atau setara Rp3.242,8 triliun-Rp4.724,5 triliun pada 2030. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengatakan, kurang lebih 6 tahun mendatang Indonesia mampu mencatatkan ekonomi digital yang bernilai jumbo tersebut.
Potensi keekonomian itu didorong oleh sektor E-commerce, transportasi online, dan makanan/minuman berbasis digital, perjalan online, dan media online.
“Di Indonesia, kontribusi ekonomi digital terhadap PDB diprediksi mencapai USD210 miliar sampai USD306 miliar di tahun 2030. Hanya 6 tahun berselang,” ujar Budi Arie saat Sarasehan bersama Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2024).
“Yang didominasi oleh sektor E-commerce, transportasi, dan makanan, perjalanan online, dan media online, semua serba online, kecuali suami istri, tetap. Tetap saya sarankan untuk manual, dan tradisional, ortodoks, jangan digital, karena itu berbahaya,” paparnya.
Di 2030, di Indonesia juga diperkirakan memimpin sektor layanan keuangan digital atau digital financial services. Perkiraan ini berdasarkan perkembangan teknologi dan informasi (TIK) di dalam negeri yang dinilai mampu menarik investor asing.
Per 2023 lalu, Indonesia mampu menarik investor di sektor digital dengan nilai sebesar USD22 miliar, angka ini berdasarkan rilis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian).
“Indonesia mampu menarik investor di sektor digital sebesar USD22 miliar, ini menurut data Kemenko Perekonomian di 2023,” beber dia.
Adapun, industri di Indonesia juga menjadi tujuan investasi. Sektor yang dibidik investor di antaranya pusat data, sistem pembayaran, dan infrastruktur TIK.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)