Luhut menjelaskan, lewat kebijakan hilirisasi telah sukses mendongkrak nilai ekspor Indonesia jika dibandingkan dengan 1 dekade sebelumnya. Misalnya pada tahun 2013 nilai ekspor nikel hanya berada di angka USD2,33 miliar, kemudian pada tahun 2023 lalu nilai ekspor nikel sudah tembus USD24,28 miliar.
"Kalau bapak lihat slide ini, dulu (nilai) ekspor (nikel) USD1,5 miliar atau USD2 miliar, tahun lalu kita sudah USD40 dolar, kalau tanpa hilirisasi ekonomi kita akan goyang," sambungnya.
Luhut menegaskan, ke depan program hilirisasi akan tetap menjadi fokus pengembangan pemerintah karena telah terbukti menciptakan nilai tambah. Caranya, dengan mengundang investasi untuk mengolah bahan baku di dalam negeri, baru diizinkan untuk melakukan ekspor.
(Dani Jumadil Akhir)