Jokowi Buka Suara
Jokowi menilai salah satu alasan Prabowo kembali memanggil para menteri di kabinetnya seperti Sri Mulyani karena melihat pengalaman interaksi selama lima tahun ke belakang.
"Ini juga pasti melalui pengalaman beliau bergaul dan berinteraksi selama 5 tahun," sebut Jokowi usai meresmikan Amanah Creative Hub Aceh, Selasa (15/10/2024).
Sri Mulyani Pernah Disebut Menteri Pencetak Utang
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait utang pemerintah yang disebut meningkat hingga 69% dalam periode 4 tahun. Kritik tersebut membuatnya disebut sebagai Menteri Pencetak Utang oleh Prabowo Subianto kala itu pada 2019.
Menurut Sri Mulyani, kritikan yang ditujukan kepada pemerintah tentang utang hanya melihat dari nominalnya saja. Bahkan beberapa orang yang mengkritik tidak mengetahui peruntukan utang tersebut untuk apa.
"Jadi saya hanya ingin menyampaikan, yang disampaikan bukan sesuatu hal yang baru. Adalah sesuatu yang logis. Namun sebaiknya dilihatnya dalam konteks yang lebih besar," ujarnya dalam acara konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Dalam menjawab kritikan tersebut, Sri Mulyani juga sempat menulis sebuah puisi dalam akun resmi instagramnya @smindrawati. Puisi tersebut menjelaskan kinerja pemerintah dalam memanfaatkan uang negara untuk Indonesia, dikala kritikan Menteri pencetak utang terlontarkan.
Ketika Prabowo menyebut dirinya menteri pencetak utang, Menkeu mengatakan dalam puisinya, mereka telah bekerja menyediakan subsidi. Ia juga mengatakan telah membuat jutaan sambungan listrik untuk menerangi kehidupan, hingga pelosok.
Selain itu, dia mengatakan bahwa Kementerian Keuangan telah bekerja untuk mengurangi angka kemiskinan dan meringankan beban-beban keluarga miskin.
“Kami terus bekerja. Meringankan beban hidup 10 juta keluarga miskin, menyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskin, menyekolahkan 20 Juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar,” kutipan bait dalam puisi yang ditulis oleh Sri Mulyani.
Di sisi lain, Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo, ekonom senior yang bergabung ke dalam tim kampanye Prabowo-Gibran, mengakui sempat ada perbedaan pandangan antara Prabowo dan Sri Mulyani pada masa silam.
“Bahwa kemudian Pak Prabowo memilih Ibu Sri Mulyani dan Ibu Sri Mulyani akhirnya bersedia, ya, rasanya dari kedua pihak ada kompromi,” tutur Dradjad.
(Dani Jumadil Akhir)