Namun, lanjut Bahlil, opsi lainnya yaitu dicampur seperti penyaluran subsidi BBM secara BLT atau seperti biasa yang selama ini sudah berjalan.
"Jadi kita lagi tunggu aja, 2 minggu dikasih waktu oleh Bapak Presiden, jadi 2 minggu ini akan kami selesaikan. Tapi jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30% subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran. Dan itu gede, angkanya itu kurang lebih 100 triliun," tuturnya.
"Kalian kan nggak ingin kan subsidi itu yang harusnya untuk orang miskin, orang saudara-saudara kita yang belum ekonominya bagus, kemudian diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya bagus," pungkas Bahlil.
(Taufik Fajar)