Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Warung Kopi Pucu'e Kendal, Oase Mandiri Energi di Lereng Ungaran

Taufik Budi , Jurnalis-Jum'at, 15 November 2024 |02:22 WIB
Warung Kopi Pucu'e Kendal, Oase Mandiri Energi di Lereng Ungaran
Warung Kopi (Foto: Okezone)
A
A
A

Selain itu, kopi arabika yang ditanam di daerah ini juga memiliki karakteristik unik. Cita rasa ini merupakan cerminan dari tanah dan iklim yang mendukung pertumbuhan kopi di wilayah tersebut.

“Rasa asam yang bisa ditemukan pada kopi arabika kami mirip dengan rasa asam jeruk. Ini karena dulunya, di tahun 1980-an, dusun kami adalah sentral jeruk,” lanjutnya.

Dalam tiga tahun terakhir, tren penanaman kopi arabika di kawasan ini semakin meningkat. “Petani kami sudah mulai banyak yang menanam arabika, mungkin sekitar 40% dari total penanaman kopi saat ini. Tahun ini kami berhasil memproses sekitar 6 ton cherry kopi arabika. Alhamdulillah, panen raya tahun ini cukup bagus,” katanya bangga.

Edukasi Petani

Warung Kopi Pucu'e Kendal tidak hanya berfokus pada penjualan kopi, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan petani tentang pentingnya pengolahan kopi yang baik. Termasuk mengajarkan petani untuk menjaga alam.

“Kita bersinergi dengan teman-teman karang taruna dan Dasa Wisma untuk mengedukasi masyarakat mengenai proses kopi. Ini penting agar mereka tahu bahwa kopi ini bisa dijual dengan baik,” tambahnya.

Dengan pendekatan keberlanjutan dan kualitas, Warung Kopi Pucu'e Kendal telah menjadi salah satu destinasi ngopi yang menarik di kawasan ini. Pengunjung bisa menikmati sajian kopi berkualitas tinggi sambil belajar tentang proses pengolahan kopi yang benar. Selain itu, warung ini juga menyediakan berbagai sajian menarik, baik modern maupun tradisional, seperti tubruk halus dan tubruk kasar.

Para pengunjung sering mampir di Warung Kopi Pucu'e Kendal setelah menikmati perjalanan ke Curug Lawe Secepit. Keberadaan warung ini tidak hanya menambah daya tarik destinasi tersebut, tetapi juga memberikan pengalaman lengkap yang memadukan keindahan alam dengan kenikmatan kopi dan keberlanjutan energi.

Dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ngesrepbalong, warung ini berupaya untuk mandiri dalam hal pasokan energi.

“Konsep mandiri energi yang diterapkan bukan hanya untuk menarik wisatawan, tetapi juga sebagai upaya pengembangan energi berkelanjutan di desa,” terangnya.

PLTMH ini tidak hanya membantu menggerakkan roda ekonomi lokal, tetapi juga memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat. “Sistem pembangkit listrik ini mendukung operasional warung sekaligus melestarikan lingkungan sekitar,” ujarnya.

Awalnya, warga membangun PLTMH dengan peralatan seadanya, menggunakan banyak perangkat dari barang bekas. Namun, berkat kegigihan warga, PLTMH ini akhirnya berhasil beroperasi dan mendukung kebutuhan listrik di warung tersebut.

“Kita memanfaatkan aliran sungai dari Curug Lawe Secepit di kebun kopi sini, untuk menggerakkan generator yang semula memakai barang-barang bekas. Berdasarkan penelitian tim Unnes (Universitas Negeri Semarang), air sungai yang mengalir ini bisa menggerakkan turbin hingga kapasitas 15.000 Watt,” beber dia.

“Makanya kita mengedukasi masyarakat dan petani untuk menjaga alam, tidak sembarangan menebang pohon, agar sumber air dan sungai masih bisa mengalir,” terangnya lagi.

Seiring waktu, warga mendapatkan bantuan mesin generator baru berkapasitas 1.000 Watt dari PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Semarang. Mesin ini meningkatkan efisiensi PLTMH, sehingga mampu memasok listrik dengan lebih stabil.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement