JAKARTA - Investor asing berlomba-lomba ingin terlibat dalam program pembangunan 3 juta rumah di Indonesia. Minat yang tinggi dari perusahaan-perusahaan asing ini menunjukkan potensi besar dari pasar properti Indonesia dan kepercayaan investor terhadap kebijakan yang diterapkan pemerintah.
Program ini meliputi 3 juta rumah dan apartemen setiap tahun dengan jangka waktu kepemimpinan 5 tahun. Menurut Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo terdapat potensi pembangunan sebesar 15 juta unit.
Hashim menyampaikan bahwa pemilihan bahan bangunan dalam proyek ini akan mengacu pada standar ramah lingkungan untuk mendukung prinsip keberlanjutan. Bahan-bahan yang digunakan akan dipilih dari sumber-sumber yang mendukung pemanfaatan energi terbarukan.
"Se-hijau mungkin. Bahan bangunan dipakai apakah itu semen itu harus semen yang hijau sedapat mungkin. Listrik, kabel, kayu, aluminum, besi, baja itu dari sumber-sumber hendaknya dari tenaga listrik yang hijau," jelasnya, Minggu (8/12/2024).
Berikut 5 fakta program 3 juta rumah RI dilirik investor asing yang dirangkum Okezone, Minggu (8/12/2024):
1. Akan Dialiri Energi Hijau
Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menyatakan kebutuhan listrik dalam skala besar akan menjadi perhatian utama dalam program 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto.
“Ini akan perlu listrik yang besar. Dan kita mau supply listrik yang bersih, listrik yang hijau,” kata Hashim di Jakarta Selatan, Rabu (8/12/2024).
2. Anggaran Rp5,2 Triliun
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mendapat anggaran Rp5,27 triliun di 2025. Anggaran tersebut dinilai minim untuk mewujudkan pembangunan program 3 juta rumah.
Menteri PKP Maruarar Sirait mengatakan, anggaran Kementerian PKP bersumber dari Kementerian PUPR dimana alokasi tahun anggaran 2025 sebesar Rp116,22 triliun. Anggaran tersebut terbagi menjadi dua yakni untuk Kementerian PU Rp110,96 triliun dan Kementerian PKP Rp5,27 triliun.
3. Terdapat Dukungan Internasional
Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo mengungkap terdapat beberapa negara yang berminat mendanai program yang juga menyangkut perumahan sosial ini, meliputi India, hingga China.
“Program perumahan pak Prabowo akan didukung oleh dana dari Abu Dhabi, dana dari Qatar, dana dari China, ada dari India, ada dari Singapura. Cukup banyak negara yang ingin berinvestasi,” kata Hashim di Jakarta Selatan, Rabu (8/12/2024).
Dengan adanya dukungan internasional, program tersebut diyakini dapat terwujud. Sebagai langkah konkret, pemerintah sebelumnya telah mendirikan Kementerian Perumahan yang sebelumnya dileburkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
4. Membutuhkan Tenaga Kerja
Hashim memperkirakan pembangunan rumah pedesaan saja akan membutuhkan tenaga kerja yang signifikan.
“Program rumah pedesaan itu memerlukan minimal 4-5 juta pekerja. Satu rumah perlu 4-5 tukang untuk membangun satu unit rumah,” jelasnya.
Selain di pedesaan, program ini juga mencakup pembangunan apartemen di kawasan perkotaan. Proyek ini, menurut Hashim, akan menciptakan tambahan ratusan ribu pekerjaan baru di sektor konstruksi.
“Kalau di kota, itu apartemen. Perlu juga ratusan ribu pekerja baru, sehingga kita bisa menampung 5-6 juta tenaga kerja,” katanya.
5. Dilirik Investor Qatar hingga China
Minat investor asing terhadap program 3 juta rumah cukup tinggi. Bahkan Qatar, Abu Dhabi, hingga China, masing-masing siap untuk membangun 1 juta unit rumah baru di Indonesia.
Meski demikian, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus adik kandung Presiden Prabowo, Hashim Djojohadikusumo masih enggan untuk menyampaikan lebih lanjut kapan rencana investasi itu akan direalisasikan atau mulai membangun hunian di RI.
"Qatar ada yang mau bangun 1 juta unit apartemen, dari Abu Dhabi ada BUMN juga 1 juta, dari China, terus terang China sanggup semuanya, bahkan sanggup 3 juta," ujar Hashim dalam acara Rapimnas Kadin 2024 di Jakarta, Minggu (8/12/2024).
(Feby Novalius)