Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sutami Menteri Termiskin di Indonesia, Sosok di Balik Proyek Gedung DPR hingga Jembatan Semanggi

Dwi Fitria Ningsih , Jurnalis-Jum'at, 10 Januari 2025 |01:05 WIB
Sutami Menteri Termiskin di Indonesia, Sosok di Balik Proyek Gedung DPR hingga Jembatan Semanggi
Sutami Menteri Termiskin di Indonesia, Sosok di Balik Proyek Gedung DPR hingga Jembatan Semanggi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Mengenal Ir. Sutami sebagai sosok ‘Menteri Termiskin’ di Indonesia memberikan pandangan yang berbeda dari seorang pejabat negara. Ir. Sutami lahir di Surakarta pada 19 Oktober 1928, Ia dihormati bukan karena gaya hidup mewah, tetapi karena kejujuran dan kesederhanaannya yang luar biasa. 

Menteri Termiskin di Indonesia

1. Masa Jabatan Sutami

Saat menjabat sebagai menteri, usia Ir. Sutamin masih sangat muda, yaitu 36 tahun. Meski menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum selama 14 tahun, ia tetap menjalani hidup sederhana, bahkan di bawah enam kabinet yang berbeda dari era Soekarno hingga Soeharto. 

2. Bangun Gedung DPR-MPR

Di bawah kepemimpinannya, berbagai proyek besar yang kini menjadi ikon nasional berhasil dilakukan. Sutami merupakan sosok di balik pembangunan Gedung DPR-MPR, Jembatan Semanggi, Jembatan Ampera, hingga Bandara Ngurah Rai. Proyek-proyek besar ini menjadi bukti dedikasi dan kerja kerasnya dalam membangun negeri.

3. Sosok Sutami

Meskipun pernah menjabat sebagai menteri kepercayaan Soekarno dan Soeharto, Ir. Sutami dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana. Ia tidak pernah mau memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah secara berlebihan. Ia menolak hadiah mobil dari pemerintah dan lebih memilih berjalan kaki saat bertugas, bahkan bisa jalan kaki puluhan kilometer untuk menjangkau tempat-tempat terpencil tanpa kenal lelah.
Gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak orang kagum, bahkan banyak orang yang menjulukinya dengan ‘Menteri Termiskin’. Bahkan semua fasilitas yang diberikan dikembalikan pada saat dia lengser.
Sikapnya yang anti-korupsi membuat hidupnya jauh dari kata mewah. Bahkan pada saat masa jabatannya berakhir di tahun 1978, ia harus mencicil rumah di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, yang baru lunas ketika ia pensiun. Rumah tersebut sering bocor saat musim hujan.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement