JAKARTA – Harta kekayaan Sjamsul Nursalim. Pria kelahiran Lampung, 19 Januari 1942 ini tercatat menduduki posisi ke-48 di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar USD 1 miliar atau setara dengan Rp16,3 triliun (kurs Rp16.265 per dolar AS).
Menurut data Forbes Real Time Billionaire, Posisi nya berada di antara keluarga Irwan Hidayat dari sektor kesehatan di peringkat ke-47, serta Haryanto Tjiptodihardjo dari sektor manufaktur di posisi ke-49.
Sebagai putra dari seorang pedagang karet, Sjamsul memulai kariernya di dunia bisnis dari nol. Ia mendirikan perusahaan NV Hok Thay Hin yang fokus memproduksi ban luar dan ban dalam sepeda. Perusahaan ini kemudian berkembang menjadi PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), salah satu produsen ban terbesar di Indonesia yang dikenal hingga mancanegara.
Kesuksesannya tidak berhenti di industri ban, Ia juga berhasil mendiversifikasi portofolio bisnisnya ke sektor properti, batu bara, dan ritel. Dalam sektor properti, ia memiliki saham di Tuan Sing Holdings, sebuah perusahaan real estat yang terdaftar di bursa Singapura. Di bidang ritel, ia terlibat dalam kepemilikan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), yang menjadi distributor berbagai merek internasional di Indonesia.
Sektor batu bara juga menjadi salah satu fokus investasi Sjamsul, memperkuat posisinya di industri energi. Diversifikasi ini menunjukkan kemampuan Sjamsul dalam membaca peluang bisnis di berbagai sektor yang potensial.
Sjamsul Nursalim dan istrinya, Itjih Sjamsul Nursalim, sempat menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus dugaan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Keduanya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) selama lebih dari satu tahun.
Pada tahun 2021, KPK menghentikan penyidikan terhadap Sjamsul dan istrinya, sehingga status buron mereka resmi dicabut. Hal ini menandai akhir dari proses hukum yang sempat membayangi kariernya selama bertahun-tahun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)