JAKARTA - Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump resmi mengenakan tarif impor ke sejumlah negara, termasuk China, Meksiko dan Kanada. Kebijakan tersebut pun sukses mengguncang dunia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menyebut Indonesia perlu menyiapkan strategi khusus sebagai langkah defenitif dari semakin panasnya perang tarif impor ini.
Yang pertama adalah dengan membuka pasar baru di luar AS, meskipun pasar AS sendiri menurut Anindya sebenarnya sama sekali tidak bisa dihindarkan lantaran pasarnya yang sangat besar dan terus berkembang.
"Dibutuhkan diplomat-diplomat yang ulung dan juga para pengusaha yang kreatif untuk bisa menjalin kerjasama dengan Amerika yang mulai dari basis yang sangat rendah," terang Anindya saat dijumpai di Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Anindya menyampaikan Indonesia perlu masuk ke pasar baru seperti Brics dan juga pasar di ASEAN. Ia menilai penting memperkuat pasar ASEAN, mengingat pertumbuhan ekonomi ASEAN sendiri berada di angka 4,7% dari rata-rata dunia.
Di sisi lain Anindya juga menyebut bahwa Indonesia perlu menjalin hubungan baik dengan negara-negara di Timur Tengah. Bukan tanpa alasan, seperti diketahui, negara-negara di wilayah tersebut terkenal dengan sumber dana yang melimpah.
Kendati demikian, Anindya menyebut panasnya perang tarif impor ini sebenarnya bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperbesar pasar dengan AS. Ia menilai, bukan tidak mungkin fenomena ini justru menjadi titik bagi Indonesia untuk terus maju dan berkembang.
"Jadi kita mesti melihat ini juga sebagai peluang bahwa ke depannya mungkin bisa memperbesar pasar dengan Amerika. Nah Amerika itu kan butuh mineral kritis dari kita, jadi mungkin itu pintu masuknya," tandasnya.
(Taufik Fajar)