“Kami percaya bahwa integrasi antara hutan dan sawit bukan hanya diperlukan, tetapi juga mendesak untuk masa depan yang lebih baik,” terang dia.
Menurutnya, dengan upaya dan komitmen yang tepat, harapan untuk menjaga keanekaragaman hayati dan mengurangi emisi karbon bukanlah mimpi semata.
“Kita harus aktif melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam,” ujar Saparis.
Di tengah ancaman deforestasi dan dampak perubahan iklim, Indonesia, dengan hutan seluas 116 juta hektare menghadapi tantangan monumental. Maka dari itu, diperlukan untuk mengubah paradigma pengelolaan hutan.
Dia mengungkapkan visi ambisius untuk menyelamatkan hutan Indonesia. Ia menegaskan pentingnya perlindungan kawasan hutan bukan hanya untuk kesejahteraan rakyat, tetapi juga untuk perekonomian global.
“Sejak 1970, hutan telah menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi kita. Namun, kita kini dihadapkan pada tantangan besar, yaitu mengintegrasikan pengelolaan hutan dan industri sawit,” katanya.
(Feby Novalius)