Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Erick Thohir Soroti Masyarakat Simpan Emas di Bawah Bantal hingga Toilet

Feby Novalius , Jurnalis-Rabu, 26 Februari 2025 |15:18 WIB
Erick Thohir Soroti Masyarakat Simpan Emas di Bawah Bantal hingga Toilet
Erick mengatakan bahwa emas yang ada di masyarakat peredarannya mencapai 1.800 ton emas.  (Foto: Okezone.com/YouTube)
A
A
A

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan potensi besar perdagangan emas di Tanah Air saat peluncuran layanan bank emas (bullion services) di The Gade Tower, Jakarta Pusat. Erick mengatakan bahwa emas yang ada di masyarakat peredarannya mencapai 1.800 ton emas. 

1. Potensi Emas di Indonesia

"Tentu potensi di masyarakat ini juga beredar 1.800 ton emas, ada yang di bawah bantal, di toilet di baliknya ada batu bata dimasukin ke situ, itu realitas," ujarnya, Jakarta, Rabu (26/2/2025). 

Potensi ini yang akan dimaksimalkan Bank Emas. Di mana Bank Emas akan mengajak masyarakat untuk terlibat dalam perdagangan emas Nasional. 

2. Ajak Masyarakat ke Bank Emas

"Nah kita ingin mengundang mereka untuk percaya kepada sebuah sistem keuangan formal. Memang kita harus mulai meyakinkan, menggedor mereka bahwa ini sistem keuangan yang aman bagi mereka," ujarnya. 

"1.800 ini potensi yang luar biasa dan di sini tentu pelayanan mengenai tabungan emas, gadai emas. Ini (layanan Bank Emas) yang akan memudahkan masyarakat untuk mengalirkan bagaimana bisa menjadi bagian perdagangan emas Nasional," sambung Erick.

 

3. Peluncuran bank Emas

Menurut Ercik, peresmian layanan Bank Emas merupakan sejarah dan bukti bahwa negara bisa melangkah dan maju secara mandiri. Di mana nantinya akan tercipta ekosistem perdagangan emas di dalam negeri. 

"Alhamdulilah ini sejarah luar biasa berkat dukungan Bapak (Prabowo), kebijaksanaan bapak dan tentu kami semua hari ini bisa meluncurkan sebuah ekosistem alur pasok perdagangan emas Nasional," ujarnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement