JAKARTA - Pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman menilai kebijakan kenaikan tarif royalti tambang bakal mengganggu program hilirisasi yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Ferdy menjelaskan, lewat program hilirisasi Pemerintah mendorong untuk penciptaan smelter pengolahan hasil tambang. Disatu sisi, pemerintah terus menggerogoti keuntungan pengusaha dengan adanya kenaikan tarif royalti.
"Kebijakan ini membingungkan, di satu sisi mau membenahi tata kelola dan mau menaikkan penerimaan negara. Bahasa kasarnya negara sedang tidak punya duit, mereka naikkan royalti, itu kebijakan yang gampang tapi mencekik industri," ujarnya dalam Market Review IDXChannel, Rabu (12/3/2025).
Ferdy menegaskan, pemerintah harus mencermati dinamika industri ketika menaikan tarif royalti. Karena kebijakan ini dinilai mampu mematikan semangat industri dalam negeri hingga mengubur cita-cita hilirisasi.
"Kita tahu juga pemerintah sedang menggenjot hilirisasi mineral, jadi saya agak bingung, mereka (pemerintah) mendorong pembangunan hilirisasi, dalam arti semua perusahaan tambang wajib bangun pabrik smelter," kata Ferdy.
"Padahal untuk membangun pabrik smelter ini biayanya tidak sedikit, ini butuh biaya besar, dan perusahaan tambang punya hitungan, karena dengan biaya besar, bagaimana dia bisa memastikan usaha dia ke depan," tambahnya.