JAKARTA - Lulu Hypermarket akan tutup dan berhenti beroperasi pada 10 April 2025. Berdasarkan pantauan langsung di Lulu Hypermarket yang berlokasi di The Park Sawangan, Depok, Rabu (2/4/2025), kondisi toko kini tampak sangat memprihatinkan.
Berikut fakta mengenai Lulu Hypermarket tutup 10 April yang dirangkum Okezone, Sabtu (5/4/2025).
Menurut salah satu pegawai, ada lebih dari 100 orang pekerja yang terdampak dari label Lulu Hypermarket The Park Sawangan tanggal 10 April. Dari jumlah tersebut, sebagian merupakan karyawan tetap sebagian lagi merupakan karyawan kontrak.
Pesangon dapet, paling cuma Rp30 juta, ditambah BPJS, lanjutnya.
Dari pintu masuk Lulu Hypermarket sudah terlihat kondisi toko yang berbeda jauh dari sebelumnya, berjejer barang-barang berupa pakaian yang dibandrol dengan harga miring lengkap dengan keterangan "clearance promo" atau promo cuci gudang. Melangkah ke dalam, hanya terlihat tiga kasir yang beroperasi.
Kondisi Lulu Hypermark semakin memprihatinkan ketika masuk ke rak-rak makanan. Sebagian besar rak makanan hingga freezer minuman serta frozen food sudah dalam kondisi kosong, hanya tersisa sejumlah roti yang posisinya juga tak karuan.
Beranjak ke bagian toko yang lainnya, terlihat beberapa pakaian, barang elektronik, tas, dan sandal yang dibandrol dengan harga murah. Barang-barang tersebut meskipun terbilang masih tertata namun kondisinya jauh dari kata rapih.
Menurut salah satu pegawai yang banyak dijumpai, kondisi Lulu Hypermarket yang seperti ini mulai terjadi sejak menjelang tahun baru 2025 lalu. Pegawai yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengatakan bahwa sejak saat itu tidak ada stok barang yang masuk.
"Mulai sepi dari sebelum tahun baru, udah gak ada barang lagi yang masuk. Dari sananya distribusi barang sudah tersendat," terangnya.
Pegawai tersebut juga mengatakan bahwa kondisi Lulu Hypermarket yang memprihatinkan terjadi di semua toko. Ia bahkan mengatakan bahwa hipermarket asal Timur Tengah itu berlaku untuk wilayah seluruh Asia Tenggara, termasuk juga Indonesia dan Malaysia.
Ia menduga, bangkrutnya Lulu Hypermarket sendiri diduga karena biaya operasional yang lebih besar dibandingkan pendapatan, apalagi banyak pegawai asing yang mempunyai posisi strategis dapat melakukan pengobatan khusus, misalnya rumah dinas dan tunjangan operasinal lainnya.
Selain itu juga karena banyaknya produk yang kurang masuk kalau dijual di supermarket seperti ini, misalnya sepatu.
“Walaupun marginnya besar (sepatu) tapi barang jarang keluar,” tandasnya.
(Taufik Fajar)