Lebih lanjut, JK menilai, adanya kebijakan tarif resiprokal ini membuat Indonesia berpeluang mengambil keuntungan. Salah satunya, merebut pasar ekspor. Apalagi, nilai tarif impor Indonesia lebih kecil dibanding negara mitra dagang AS lainnya.
"Ya peluangnya justru karena tadi, Vietnam yang menjadi katakanlah produksi besar dibanding Indonesia, yang bersaing ke AS, tentu akan menjadi mengharapkan kita. Jadi berarti kita lebih kompetitif apabila di apple to apple dengan tarif," ucap JK.
"Artinya kalau saya pengusaha importir di AS, maka saya lebih memilih prodak yang lebih kecil dia punya kemungkinan tarifnya. Maka Indonesia lebih tinggi dibanding Vietnam," pungkasnya.
(Taufik Fajar)