Menurutnya, posisi ini merupakan tonggak penting yang membuka jalan menuju adopsi yang lebih luas. “Kami melihat tren positif di pasar Indonesia. Bitcoin kini bukan sekadar alat lindung nilai, tapi juga bagian dari strategi diversifikasi aset yang rasional dan modern,” tambahnya.
Peningkatan nilai ini juga menunjukkan bahwa masyarakat global mulai memahami fungsi Bitcoin bukan hanya sebagai alat tukar, tetapi juga sebagai penyimpan nilai dalam jangka panjang. Ini terutama terlihat dari bagaimana institusi keuangan mulai memasukkan BTC ke dalam portofolio mereka.
Namun demikian, Oscar juga mengingatkan bahwa meski peluangnya besar, investor tetap perlu memahami risiko volatilitas pasar kripto. “Kami selalu mengedukasi masyarakat untuk berinvestasi secara bertanggung jawab. Jangan ikut-ikutan tren tanpa pemahaman yang cukup. Gunakan strategi seperti Dollar-Cost Averaging (DCA) dan pastikan platform tempat bertransaksi memiliki legalitas yang jelas dan terverifikasi,” tuturnya.
Oscar melihat pergeseran ini sebagai momentum penting untuk memperkuat edukasi dan infrastruktur layanan kripto di Indonesia. Dengan penetrasi yang semakin luas, Bitcoin diproyeksikan akan terus menanjak dalam daftar aset paling bernilai di dunia.
“Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan Bitcoin mampu mengejar kapitalisasi perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya, bahkan mungkin Microsoft atau Apple. Ini bukan sekadar prediksi, tapi arah alami dari adopsi yang semakin masif,” tutupnya.