Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Jadi Negara Pertama yang Diajak Bicara AS soal Tarif Impor

Anggie Ariesta , Jurnalis-Kamis, 01 Mei 2025 |16:33 WIB
Indonesia Jadi Negara Pertama yang Diajak Bicara AS soal Tarif Impor
Indonesia Jadi Negara Pertama yang Diajak Bicara AS soal Tarif Impor (Foto: Kemenko Perekonomian)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia menjadi negara pertama yang diajak bicara oleh Pemerintah AS soal tarif impor . Indonesia bergerak cepat merespons kebijakan tarif resiprokal yang baru-baru ini diumumkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara mitra dagangnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, respon cepat Indonesia ini diapresiasi oleh AS, bahkan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pertama yang diundang untuk melakukan perbicaraan.

"Indonesia merespons dengan cepat. Kita mengirimkan surat kepada Pemerintah Amerika, baik itu ke USTR, ke US Commerce, bahkan terakhir ke US Treasury. Danreach out Indonesia ternyata direspon positif oleh Amerika. Sehingga Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diundang untuk diadakan perbicaraan dengan Amerika," ujar Menko Airlangga dalam keterangannya, Kamis (1/5/2025).

1. Kebijakan Tarif

Menko Airlangga menjelaskan bahwa sejak diumumkannya kebijakan tarif tersebut, Indonesia tidak hanya menyampaikan sikap, tetapi juga secara aktif menjalin komunikasi dengan berbagai negara mitra strategis di ASEAN (Malaysia, Singapura), Uni Eropa, Inggris, dan Tiongkok. Diplomasi intensif juga dilakukan langsung dengan pihak Amerika Serikat.

Respons yang cepat dan terkoordinasi ini, menurut Menko Airlangga, membuat AS memberikan apresiasi khusus kepada Indonesia sebagai early mover. 

“Mereka menyebutnya sebagai early mover. Nah tentu Indonesia sebagai early mover dan menyampaikan usulan yang relatif, komprehensif, diapresiasi oleh mereka,” ungkapnya. 

Airlangga menambahkan bahwa dengan perkiraan 72 negara yang akan bernegosiasi dengan AS dalam waktu 90 hari, Indonesia perlu memiliki keunggulan atau hal menarik bagi Amerika agar dapat bersaing.

Indonesia menawarkan solusi menyeluruh dan seimbang yang disebut sebagai "proposal yang komprehensif dan adil". Tawaran ini mencakup upaya revitalisasi perjanjian dagang bilateral yang sudah ada, seperti Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) Indonesia-AS dan ASEAN-AS.

“Tidak hanya kita merespons ke Amerika tetapi kita juga punya permintaan ke Amerika. Sehingga sifatnya tidak satu arah, tapi dua arah, untuk kebaikan perekonomian bilateral. Indonesia mengusulkan langsung di situ sebuah format perjanjian,” kata Menko Airlangga.

 

2. Negosiasi RI-AS

Selain fokus pada negosiasi dengan AS, Indonesia juga menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor. Meskipun AS merupakan pasar ekspor terbesar kedua bagi Indonesia, Eropa menjadi target pasar strategis berikutnya. 

Menko Airlangga menyebutkan bahwa proses penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) sudah hampir final dan berpotensi membuka peluang besar bagi ekspor produk nasional, terutama tekstil, alas kaki, dan makanan.

Menghadapi langkah potensi tarif ini juga menjadi momentum bagi Indonesia untuk mempercepat pembenahan internal, khususnya dalam rangka aksesi ke OECD dan CPTPP. 

Pemerintah telah membentuk dua Satuan Tugas (Satgas) khusus, yaitu Satgas Negosiasi yang diketuai oleh Menko Perekonomian dan melibatkan seluruh K/L terkait, serta Satgas Deregulasi untuk mengatur aturan di berbagai sektor.

"Arahan Bapak Presiden ini adalah kerja kita bersama, Indonesia tergabung. Jadi Indonesia tergabung ini yang kita berharap bahwa ke depan perekonomian bisa kita dorong. Meskipun semua negara terkena wabah tarif ini, diharapkan ASEAN punya penawarnya, sama seperti waktu menghadapi Covid-19 ada vaksinnya. Mudah-mudah dengan penawar ini kita bisa masing-masing punya resiliensi terhadap pukulan global," pungkas Airlangga.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement