JAKARTA – Wall Street Journal (WSJ) melaporkan perusahaan mobil listrik Tesla tengah mencari CEO baru pengganti Elon Musk. Isu ini muncul lantaran kini Elon Musk masuk ke dalam jajaran Pemerintahan Amerika Serikat (AS).
Namun isu ini dibantah oleh salah satu Direksi Tesla Robyn Denholm, demikian dilansir dari Reuters, Jumat (2/5/2025).
“Sebuah media reporter secara keliru menyatakan bahwa dewan Tesla telah menghubungi agen-agen perekrutan untuk mencari pengganti CEO perusahaan. Ini sangat tidak benar,” kata Robyn Denholm melalui akun media sosial X Tesla.
“CEO Tesla adalah Elon Musk dan para dewan sangat yakin dengan kemampuannya untuk terus menjalankan rencananya yang menarik untuk perkembangan ke depannya,” lanjutnya.
Saat ini Tesla berada di titik genting karena Musk beralih dari janjinya untuk membuat platform mobil listrik yang efisien serta terjangkau menjadi peluncuran taksi otonom dan robot humanoid. Hal ini menyoroti masa depan Tesla bukan sebagai perusahaan manufaktur mobil, melainkan perusahaan AI dan robotik.
Saham Tesla terus anjlok selama berbulan-bulan, disebabkan penjualan mobil listrik mereka menurun di AS dan Eropa, sebagai dampak dari dukungannya pada aliran politik sayap kanan serta sebab para pesaing yang mulai mengincar saham pasar dengan produk yang lebih baru.
Musk mengakui bahwa dengan terlibatnya dengan pemerintahan Trump dapat menimbulkan penolakan yang cukup besar di AS dan negara-negara lainnya, terutama di Eropa.
Musk juga mengatakan bahwa ia akan mengurangi waktunya di pemerintahan untuk meluangkan waktunya terhadap Tesla.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)