Kemudian dari sisi fiskal, belanja pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38% sebagai hasil dari kebijakan yang lebih berhati-hati. Sementara itu, investasi juga menunjukkan pelemahan dengan pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,12%, angka terendah dalam dua tahun terakhir.
"Sikap wait and see investor terhadap transisi pemerintahan serta hambatan struktural seperti regulasi yang rumit dan tingginya biaya logistik menjadi faktor penghambat utama," kata Shinta.
Kinerja ekspor juga tidak memberikan dukungan berarti, dengan penurunan sebesar 7,53% secara kumulatif dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
"Faktor penyebabnya antara lain turunnya harga komoditas dan melemahnya permintaan dari mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Uni Eropa," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)