Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Visa Haji Furoda Tak Terbit, Penyelenggara Haji Rugi Miliaran Rupiah

Anggie Ariesta , Jurnalis-Sabtu, 31 Mei 2025 |16:01 WIB
Visa Haji Furoda Tak Terbit, Penyelenggara Haji Rugi Miliaran Rupiah
Haji 2025 (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Ratusan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) di Indonesia menghadapi kerugian finansial yang mencapai miliaran rupiah. Hal ini terjadi karena visa haji furoda yang dinanti-nanti tak kunjung diterbitkan oleh pemerintah Arab Saudi. 

Situasi ini sangat memukul para PIHK dan jemaah, yang telah melakukan persiapan matang, mulai dari pemesanan tiket pesawat hingga akomodasi di Tanah Suci.

1. Visa Furoda Tak Terbit

Ketua Bidang Humas & Media Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP Amphuri), Abdullah Mufid Mubarok mengonfirmasi visa furoda untuk tahun ini dipastikan tidak akan terbit. 

Kondisi ini berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana visa furoda biasanya baru keluar mendekati akhir masa keberangkatan.

“Banyak travel yang sudah input data dan bayar layanan Masa’ir (layanan Arafah, Muzdalifah, Mina), tapi visanya tidak jadi,” kata Mufid dalam keterangannya, dikutip Sabtu (31/5/2025).

Sebagian besar travel berasumsi bahwa visa furoda akan keluar seperti tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, mereka sudah berani memesan tiket pesawat dan hotel, meskipun dengan harga yang sudah melambung tinggi. Asumsi ini diperkuat oleh kebiasaan visa furoda yang biasanya baru terbit menjelang hari H Wukuf di Arafah.

 

“Ternyata sampai sekarang tidak ada yang terbit. Banyak travel yang sudah booking tiket dan hotel, bahkan ada yang dari bintang 3 di-upgrade ke bintang 5. Akhirnya rugi besar,” ujar Mufid.

2. Kerugian Pihak Travel

Kerugian yang ditanggung oleh pihak travel tidak main-main. Untuk jemaah sekitar 50 orang, kerugian yang diderita bisa mencapai Rp1-2 miliar. 

Bahkan, beberapa travel sudah membawa jemaahnya ke Jakarta, dengan harapan visa akan terbit di menit-menit terakhir sebelum keberangkatan.

“Saya masih Belum bisa menghitung, yang jelas di atas Rp 100 (juta)an. Kalau jumlah Jamaahnya misalnya sampai 50 ke atas ya sudah di atas Rp1 M Rp2 M,” ungkap Mufid.

Mufid mengapresiasi upaya Menteri Agama yang masih berusaha melobi pemerintah Saudi terkait masalah visa ini. Namun, secara teknis, jika visa hanya keluar sebagian, hal ini justru bisa merepotkan para travel.

“Misalnya dari 10.000 Jamaah, yang dapat visa cuma 1.000. Travel akan kebingungan mengatur Jamaah yang dapat dan tidak. Belum lagi harus buru-buru beli tiket dan pastikan layanan di Arab Saudi benar-benar siap,” jelasnya.

3. Kembalikan Uang

Meski banyak travel yang pada akhirnya mengembalikan uang jemaah jika visa tidak terbit, proses refund ini tidak bisa instan. Dana yang telah terkumpul sudah terpakai untuk berbagai keperluan persiapan. Beberapa jemaah juga sudah mengeluarkan biaya tambahan untuk pemeriksaan kesehatan dan transportasi.

“Kalau travel berpengalaman, biasanya tidak booking tiket dulu untuk minimalisir risiko. Tapi harganya pasti lebih mahal,” imbuh Mufid.

Situasi serupa pernah terjadi pada tahun 2022, di mana penerbitan visa furoda juga mengalami kesulitan. Namun, saat itu masih ada sedikit harapan bahwa visa akan keluar, meskipun dalam jumlah terbatas.

“Tahun ini benar-benar tidak ada. Sistem sudah close sejak 26 Mei. Kami sudah minta travel komunikasi ke Jamaah agar tidak ada harapan palsu,” pungkas Mufid.

Dengan kondisi ini, PIHK dan jemaah yang berharap bisa berhaji melalui jalur furoda tahun ini terpaksa menelan pil pahit. Ketidakpastian visa telah berujung pada kerugian material yang tidak terhindarkan.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement