Airwallex menjelma sebagai salah satu entitas bisnis dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Laporan Stuff mengutip NBR, perusahaan fintech ini baru-baru ini mencapai pendapatan tahunan USD720 juta.
Kepemilikan pasti Lucy dalam bisnis global itu tidak dipublikasikan. Anak tunggal itu juga tidak pernah memberikan rinciannya. Tetapi tulisan Australia Financial Review yang diterbitkan pada Agustus 2024 memerkirakan kepemilikannya di Airwallex mencapai 6-8 persen. Itu memberinya kekayaan bersih antara USD618 juta sampai USD865 juta.
Pada awal berdirinya perusahaan, Liu memiliki peran mendapatkan investor awal, membangun operasi, dan mendukung rekan pendiri perusahaan teknologinya saat mereka mengembangkan produk. Saat ini, dia Presiden Airwallex, yang memimpin strategi perusahaan dan inisiatif tanggung-jawab sosial. Lucy Liu mengaku belajar banyak pada ayahnya.
“Saya belajar tentang ketekunan dan integritas darinya,” katanya kepada NBR. “Ada pengorbanan dalam membangun bisnis. Saya melihatnya sekarang sebagai orangtua sendiri.”
Meskipun sekarang tinggal di Singapura, Lucy tetap menjadi warga negara Selandia Baru dan mengatakan bahwa dia masih mengunjungi Auckland jika memungkinkan.
(Zen Teguh)