Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp349,3 Triliun hingga Mei 2025

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 18 Juni 2025 |06:52 WIB
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp349,3 Triliun hingga Mei 2025
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp349,3 Triliun hingga Mei 2025 (Foto: Kemenkeu)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Keuangan melaporkan kinerja pembiayaan anggaran masih terkendali dengan berbagai langkah mitigasi risiko seperti pengadaan pembiayaan utang secara pruden hingga pelaksanaan prefunding.

Tercatat, pemerintah telah menarik pembiayaan utang sebesar Rp349,3 triliun per 31 Mei 2025, setara 45 persen dari target APBN sebesar Rp775,9 triliun.

Sementara itu, pembiayaan non-utang tercatat sebesar Rp24,5 triliun, sehingga realisasi pembiayaan anggaran hingga akhir Mei yaitu sebesar Rp324,8 triliun atau 52,7 persen dari target APBN Rp616,2 triliun.

"Breakdown-nya adalah pembiayaan utang sebesar Rp349,3 triliun dan pembiayaan non-utang di sini minus Rp24,5 triliun artinya kita berinvestasi ke hal-hal khusus. Ini pembiayaan non-utang saya rasa perlu digarisbawahi tidak menambah utang," kata Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Juni 2025, Selasa (17/6/2025).

1. Strategi Pembiayaan Utang

Thomas menjelaskan, strategi pembiayaan tersebut dijalankan secara fleksibel, terukur mencakup aspek waktu, instrumen dan komposisi mata uang.

"Ini didukung oleh pelaksanaan prefunding, penguatan cash buffer serta manajemen cash dan utang yang sustainable atau berkelanjutan," ungkap Thomas.

 

2. Obligasi Pemerintah

Untuk performa obligasi pemerintah, Thomas mengatakan bahwa dengan dinamika global yang tidak baik namun di dalam realitas global yang tidak menentu dengan volatilitas yang sangat tinggi performa lelang SBN di primary market masih terjaga dengan baik.

Hingga 13 Juni yield SBN 10 tahun tercatat di level 6,72 persen atau turun 25 basis poin secara year to date yang mencerminkan persepsi risiko yang menurun.

"Spread yield terhadap US treasury juga tetap kompetitif di level 231 basis point lebih rendah dibandingkan sejumlah negara peer grup kita dengan peringkat kredit serupa," jelas Thomas.

Kepercayaan investor asing juga terus menguat terlihat dari net buy non-residen yang secara kumulatif mencapai Rp53,91 triliun. Menurut Thomas, hingga akhir Juni 2025 diperkirakan menjadi sinyal positif bahwa instrumen SBN Indonesia masih menjadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian global.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement