Selain itu, Wamentan Sudaryono menyebutkan masalah irigasi pun tengah dijawab oleh pemerintah dengan investasi besar, yaitu Rp12 triliun untuk memperbaiki 83 ribu titik irigasi, dan tambahan Rp10 triliun disiapkan bila diperlukan.
“Air ini kunci. Tanpa air, percuma kita bicara tentang pangan,” katanya.
Terkait persoalan pupuk, pemerintah telah memangkas 145 regulasi terkait distribusi pupuk subsidi untuk mempercepat penyaluran pupuk kepada petani. Pemangkasan ini dilakukan untuk menghilangkan hambatan dan mempersingkat rantai distribusi pupuk.
Wamentan Sudaryono juga menyampaikan bahwa alokasi pupuk subsidi pada 2025 mencapai 9,5 juta ton, dua kali lipat lebih banyak dibanding 2023 yang hanya 4,7 juta ton. “Kalau dulu petani yang cari pupuk, sekarang pupuk yang cari petani,” ujarnya.
Data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) turut memperkuat klaim pemerintah. Pada kuartal I-2025, produksi padi dan beras tercatat meningkat 54 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara produksi jagung naik 39 persen, menandai keberhasilan strategi intensifikasi dan subsidi yang lebih tepat sasaran.
“Ini bukan kerja satu malam. Tapi kalau kita terus konsisten, bukan mustahil kita akan melihat Indonesia benar-benar berdiri tegak sebagai negara yang berdaulat secara pangan,” tutur Mas Dar.
(Agustina Wulandari )