JAKARTA – Bantuan sosial (Bansos) hanya diperuntukkan untuk lansia, difabel, dan ODGJ. Masyarakat miskin tidak akan lagi diberikan bansos sebagai bantalan perekonomian ke depannya.
"BP Taskin tidak meniadakan itu, tapi alokasinya nanti bukan lagi bentuk bansos. Kami dalam rencana induk mengatakan, bansos hanya untuk lansia, difabel, ODGJ," ujar Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko, Jumat (11/7/2025).
Dia mengatakan anggaran bansos akan dialokasikan untuk hal-hal produktif, utamanya ke pembukaan lapangan pekerjaan. Setidaknya ada sembilan sektor yang disasar untuk pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat miskin, seperti industri pangan, industri pengolahan, industri kesehatan, industri pendidikan, industri hunian, industri kreatif, industri digital, industri transportasi, dan energi terbarukan.
"Kalau orang miskin masih kuat, wajib hukumnya mereka diintegrasikan ke dalam sembilan amal usaha ekonomi modern," ujarnya saat ditemui usai acara Rapat Kerja Nasional POROZ (Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat) di Jakarta, Jumat (11/7/2025).
Menurut Budiman, upaya pengentasan kemiskinan tidak bisa dilakukan hanya dengan memberikan pelampung atau bansos saja. Sebab, untuk sampai pada kesejahteraan tidak bisa hanya mengandalkan bantuan, namun perlu kemandirian ekonomi bagi masyarakat.
"Agar pengentasan kemiskinan tidak sekadar memberikan pelampung, karena banyak juga yang sudah dikasih pelampung, sudah saatnya ngentas ke perahu, akhirnya terlalu nyaman," kata Budiman.
"Karena pulau kesejahteraan masih jauh, terus aku disuruh keluar dari pelampung, tadi tidak peralatan dengan berenang, kalaupun bisa berenang apakah bisa sampai ke pulau kesejahteraan yang jauh di sana, perahunya mana, nah BP Taskin menyediakan 9 jenis perahu itu," tambahnya.
Perahu yang dimaksud Budiman itu adalah sembilan sektor industri yang menjadi wadah untuk pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat miskin. Lewat tersedianya lapangan kerja, harapannya masyarakat miskin bisa sampai pada kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraannya.
"Kami pengentasan kemiskinan, mendorong pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan inklusif," pungkasnya.
(Feby Novalius)